Senin 11 Dec 2023 15:02 WIB

Elektabilitas Anies Mulai Naik, Ini Kata Pengamat

Fakta itu membuka peluang Amin untuk dapat memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

Rep: Febrian Fachri / Red: Agus Yulianto
Pengamat politik Universitas Andalas, Najmuddin Rasul
Foto: Istimewa
Pengamat politik Universitas Andalas, Najmuddin Rasul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas pasangan capres cawapres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, terlihat mulai merangkak naik menurut hasil survei dari berbagai lembaga survei kredibel. AMIN kini sudah berada di atas elektabilitas Ganjar-Mahfud.

Seperti dari hasil survei Litbang Kompas, Elektabilitas Prabowo-Gibran 39,3 Persen, Anies-Muhaimin 16,7 Persen, Ganjar-Mahfud 15,3 Persen. “Ketika kubu Ganjar terlibat perang dengan kubu Prabowo, Anies justru mantap menaikkan elektabilitasnya bersama mesin partai Koalisi Perubahan,” kata pengamat politik dari Universitas Andalas, Najmuddin Rasul, Senin (11/12/2023).

Melihat fakta ini, dia mengatakan, akan membuka peluang Amin untuk dapat memenangkan kontestasi Pilpres 2024. Apalagi, ada celah besar yang dapat dimanfaatkan, yakni besarnya angka undecided voters, yakni 28,7 persen.

Dia menilai, bila fokus untuk merebut undecided voters ini, AMIN akan dapat mengalahkan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran. Najmuddin mencatat beberapa faktor yang membuat elektabilitas Amin naik adalah isu perubahan. 

Di mana Anies dan Muhaimin mampu mengemasnya dalam bahasa yang logik dan analitis. Lalu, keseriusan kubu Amin untuk mengkaji ulang pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN Nusantara di Kalimantan.

“Anies bicara didukung dengan data dan kajian ilmiah yang menyatakan bahwa IKN belum dibutuhkan,” ujar Najmuddin.

Lalu, yang membuat Anies mampu meyakinkan masyarakat pemilih adalah kemampuan intelektual dalam forum debat. Dia melihat, Anies mampu bicara dengan gaya komunikasi yang khas, santun, didukung data serta pengalaman saat memimpin DKi Jakarta.

“Anies selalu pandai menyesuaikan diri termasuk dengan gen Z dan milenial,” kata Najmuddin.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement