REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Hamas telah menggunakan taktik yang "semakin canggih" untuk melawan pasukan Israel sejak gencatan senjata di Jalur Gaza berakhir pada 1 Desember, menurut Institute for the Study of War (ISW), sebuah wadah pemikir dari Amerika Serikat.
Karena konflik semakin terfokus di Gaza selatan, kelompok Islamis Palestina ini juga mengerahkan persenjataan yang lebih canggih, termasuk pesawat tanpa awak yang dapat meledak dan amunisi antitank.
Ketika tank-tank Israel meluncur ke Gaza selatan pada Ahad (10/12/2023), tahap kedua serangan darat Israel di daerah kantong Palestina itu dimulai. Hamas membawa serangkaian tantangan baru bagi pasukan Israel dan apa yang tampaknya merupakan strategi militer baru dari kelompok pejuang yang menguasai Gaza ini.
Pascagencatan senjata, kelompok Islamis dan militan Palestina yang bersekutu tampaknya telah meningkatkan persenjataan mereka dan mengadaptasi taktik mereka "berdasarkan pelajaran yang dipetik selama sebulan terakhir pertempuran di Jalur Gaza," demikian menurut sebuah laporan yang dirilis pada 3 Desember oleh ISW dan Proyek Ancaman Kritis dari American Enterprise Institute.