REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Israel melakukan berbagai propaganda dalam upaya menjajah Palestina. Baru-baru ini, Israel menggunakan ayat-ayat Alquran sebagai dalih untuk menghancurkan Gaza. Pesawat-pesawat tempur Israel menyebarkan selebaran-selebaran berisi penggalan ayat Alquran surat Al Ankabut ayat 14 yaitu bertulis (فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ) yang artinya Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. Kutipan ayat itu ditulis dalam selebaran itu di samping simbol Bintang Daud dan logo tentara Israel.
Memang, Israel tengah berencana untuk membanjiri Gaza terutama terowongan-terowongan di kota itu dengan air laut. Sehingga membuat pasukan Hamas keluar dari persembunyiannya. Melalui selebaran berisi petikan ayat Al Ankabut ayat 14 itu, Israel seolah mengancam rakyat Gaza dengan ayat Alquran sekaligus menjadikan ayat Alquran untuk melegitimasi tujuan mereka untuk menghabisi rakyat Gaza.
Selain surat Al Ankabut ayat 14, Israel juga pernah mengutip surat Al Fil pada penyerangan ke Gaza tahun 2021 dan juga sejumlah ayat di surat Al Maidah. Tujuannya tak lain untuk melegitimasi aksi-aksinya.
Pendakwah yang juga Dewan Pengawas Syariah Djalaluddin Pane Foundation (DPF), KH. Rakhmad Zailani Kiki, berpendapat tindakan Israel yang menyebar selebaran ayat-ayat Alquran merupakan propaganda untuk melanggengkan kebatilan di negeri Palestina.
“Israel bukanlah pemerintahan atau negara Islam, melainkan satu-satunya negara Yahudi di dunia yang mayoritas penduduknya penganut agama Yahudi. Namun demikian, keberadaannya sebagai sebuah negara juga tidak diakui oleh banyak negara sampai saat ini karena dianggap sebagai penjajah terhadap bangsa Palestina. Karenanya, propaganda Israel sebagai pihak penjajah yang batil yang sedang melakukan kebatilan dengan mengancam warga Gaza dan pejuang Hamas sebagai bagian dari taktik peperangan dengan cara memakai ayat Al-Qur`an untuk melanggengkan perbuatan batil atau perbuatan mereka yang merusak umat Islam di Gaza adalah tindakan yang tercela, tidak beradab dan menistakan Alquran serta agama Islam karena mencampuradukkan ayat Alquran yang merupakan kebenaran dengan kebatilan mereka,” kata kiai Kiki kepada Republika.co.id pada Senin (11/12/2023).
Menurut kiai Kiki perbuatan bangsa Yahudi yang mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan bukan kali ini saja terjadi. Allah SWT bahkan telah yang mencela orang-orang atau bangsa Yahudi karena perbuatan mereka yang mencampuradukan kebenaran dengan kebatilan, seperti di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 41 dan 42:
وَاٰ مِنُوْا بِمَاۤ اَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمْ وَلَا تَكُوْنُوْاۤ اَوَّلَ كَا فِرٍ بِۢهٖ ۖ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰ يٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۖ وَّاِيَّايَ فَا تَّقُوْنِ
وَلَا تَلۡبِسُوا الۡحَـقَّ بِالۡبَاطِلِ وَتَكۡتُمُوا الۡحَـقَّ وَاَنۡتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ
“Dan berimanlah kamu kepada apa (Al-Qur’an) yang telah Aku turunkan yang membenarkan apa (Taurat) yang ada pada kamu dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya. Janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah dan bertakwalah hanya kepada-Ku. Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya”
Menurut kiai Kiki yang dilakukan Israel jelas merupakan penistaan terhadap kitab suci Alquran.
“Walaupun yang disebar bukan selebaran kertas dari mushaf Al-Qur`an, hanya berupa selebaran kertas HVS yang bertuliskan kutipan ayat Alquran surah Al-Ankabut ayat 14, namun tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan sebab sudah termasuk menistakan kitab suci Al-Qur`an, menistakan Islam, karena yang melakukan adalah bukan orang Muslim, melainkan orang yang beragama Yahudi yang selebaran tersebut tentu ditujukan untuk umat Islam yang sedang mereka perangi,” katanya.
Kiai Kiki menjelaskan sejatinya arti dari surah Al-Ankabut ayat 14 adalah sebagai berikut:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”
Ayat ini menjelaskan tentang kisah Nabi Nuh dan kaumnya. Allah ta'ala membinasakan kaum nabi Nuh yang tidak beriman kepada Allah dengan azab berupa banjir bandang. Sementara nabi Nuh dan umatnya yang beriman diselamatkan Allah ta'ala.
Menurut Tafsir Al-Wajiz karya Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, dinyatakan: Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Dia tinggal bersama mereka selama 950 tahun. Dia menyeru mereka untuk mengesakan Allah, namun mereka mendustakannya. Hal itu untuk mengokohkan Nabi SAW dan membuatnya sabar dalam melanjutkan dakwahnya karena sebelumnya Nuh AS telah mendahuluinya bersabar dalam berdakwah selama masa itu. Dia termasuk orang-orang pertama yang bersabar. Dan balasan para pendusta itu yaitu dengan membanjiri mereka dengan hujan lebat yang turun dari langit dan pancaran air dari bumi. Mereka itu menzalimi diri sendiri dengan berbuat kufur.
“Jadi, tidak ada kaitannya dengan perang Israel, bangsa Yahudi, kepada umat Islam di Palestina, khususnya di Gaza,” kata kiai Kiki.