REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perbaikan terhadap aset berkualitas rendah milik Bank Muamalat terus dilakukan. Sejak diambil alih dua tahun lalu, pemulihan aset non performing loan (NPL) Bank Muamalat telah melampaui target.
"Saat ini tingkat recovery sudah di atas target awal yang ditetapkan sebesar 16 persen," ungkap Plt Direktur Utama PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Avianto Istiardjo saat media gathering, Senin (11/12/2023).
Menurut Avianto, tingkat pemulihan aset berkualitas rendah Bank Muamalat sekarang sudah mencapai 19 persen atau Rp 1,9 triliun. Adapun total aset bermasalah yang diakuisisi pada November 2021 mencapai Rp 10 triliun.
Ke depan, Avianto mengatakan, proses pemulihan akan terus dilakukan. PPA menargetkan tingkat pemulihan aset berkualitas rendah Bank Muamalat diharapkan bisa mencapai di atas 20 persen pada tahun depan.
Avianto menjelaskan, PPA mengelola aset NPL melalui skema off balance sheet. Pengelolaan portofolio NPL dilakukan melalui due dilligence yang menyeluruh dengan manajemen risiko yang terukur.
Sebelumnya, PPA dengan dukungan dari Kementerian BUMN melakukan pengelolaan aset berkualitas rendah milik Bank Muamalat. Hal ini tercantum dalam penandatangan Master Restructuring Agreement (MRA) antara PPA dengan Bank Muamalat dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
MRA ini mengatur dan mendokumentasikan keseluruhan tahapan maupun rangkaian transaksi dalam rangka pengelolaan aset pembiayaan berkualitas rendah milik Bank Muamalat terkait penguatan permodalan Bank Muamalat.
Selain Bank Mumalat, PPA juga melakukan pengelolaan aset berkualitas rendah milik KB Bukopin. Melalui transaksi ini, KB Bukopin menyelesaikan NPL senilai Rp 1,32 triliun.
Pemulihan NPL dilakukan melalui skema asset swap sehingga dapat memperbaiki posisi keuangan perusahaan. KB Bukopin mampu menurunkan rasio NPL 1,55 persen, sedangkan rasio LAR diproyeksi turun 1,24 persen.