Selasa 12 Dec 2023 12:15 WIB

Dukung Permekes, Izidok Jadi Pionir Ekosistem Kesehatan Digital di Indonesia

Setiap fasyankes diwajibkan menggunakan rekam medis elektronik sebagai dokumen/

 Co-founding member Izidok, M Fauzi, Alan Makagiansar, Maulana.
Foto: Republika.co.id
Co-founding member Izidok, M Fauzi, Alan Makagiansar, Maulana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, saat ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sistem yang sedang berjalan sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai pelayanan kesehatan universal.

Mulai diselenggarakan program asuransi kesehatan wajib, dirancang agar masyarakat mendapatkan fasilitas kesehatan yang merata, hingga kebijakan transparansi melalui digitalisasi di segala bidang kesehatan. Berkembangnya sistem pelayanan kesehatan saat ini bukan hanya ditujukan bagi masyarakat, melainkan memberi keuntungan bagi fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

Hal itu merujuk Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 24 Tahun 2022, yang memuat sebanyak 27.659 fasyankes di seluruh Indonesia telah diarahkan untuk beralih ke digital pada 2024. Menurut dia, setiap fasyankes diwajibkan menggunakan rekam medis elektronik sebagai dokumen dalam pemberian pelayanan terhadap masyarakat.

Chief Operating Officer (COO) Izidok, Maulana Makagiansar menjelaskan, keamanan dan kerahasiaan data menjadi salah satu aspek penting dalam implementasi sistem rekam medis elektronik. Izidok pun mendukung penuh program digitalisasi layanan kesehatan.

"Terbukti dengan hadirnya sistem rekam medis elektronik berbasis web yang telah membantu lebih dari 6.000 fasyankes yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat," kata Maulana di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Berawal dari sistem rekam medis elektronik untuk dokter praktik mandiri, sambung dia, Izidok terus berinovasi dengan mengembangkan fitur untuk menunjang operasional klinik. Mulai integrasi data antarcabang, manajemen stok obat dan bahan habis pakai, surat penunjang pemeriksaan, manajemen komisi, pengingat konsultasi otomatis, hingga pembelian obat tanpa konsultasi untuk operasional apotek.

"Hingga saat ini tercatat hampir 200 ribu rekam medis serta 150 ribu data pasien sudah tersimpan di dalam sistem Izidok," ucap Maulana. Melihat kebutuhan dan peluang industri kesehatan di Indonesia, Izidok menghadirkan iziHealth yang siap menjadi pionir solusi ekosistem kesehatan digital.

Apliksi tersebut menyediakan solusi untuk pasien, fasyankes, dan stakeholder lainnya di Industri kesehatan. Berbagai usecase telah disiapkan untuk menyambut ekosistem kesehatan digital. "Di antaranya, aplikasi mobile yang berfungsi mulai dari reservasi dokter, akses resume medis hasil konsultasi, hingga asuransi pengguna," kata Maulana.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement