REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Untuk menunjukkan kebencian mereka terhadap perang di Gaza, semakin banyak orang yang memboikot produk dan perusahaan yang berinvestasi atau menunjukkan dukungan kepada Israel.
Dilansir di About Islam, Jumat (8/12/2023) kampanye boikot, mulai dari supermarket hingga minuman ringan telah meningkat baru-baru ini, setelah pembunuhan lebih dari 17 ribu warga sipil Palestina dan ratusan ribu lainnya mengungsi.
Mujahid Hussain, seorang Muslim Inggris berusia 48 tahun, mengatakan, dia tidak lagi berbelanja di Tesco atau Asda yang membandingkan tindakan Israel terhadap Hamas dengan invasi Rusia ke Ukraina.
"Saya berhenti pergi ke Tesco beberapa tahun lalu, setelah pemboman terakhir di Gaza. Saya memang pergi ke Asda tapi kemudian saya ingin mencari tahu mengapa mereka memberikan satu juta poundsterling untuk permohonan Ukraina dan tidak memberikan jumlah yang sama untuk permohonan Palestina? Masuk akal untuk mengabulkan kedua permohonan tersebut bukan? Selain itu, produk Rusia dilarang, apakah itu berarti produk Israel juga dilarang?” ujar Hussain.
Waralaba Starbucks juga mendapat kritik, setelah mengkritik serikat pekerja yang berbasis di AS karena mem-posting Solidaritas dengan Palestina di media sosial.
“Saya kenal banyak orang yang tidak lagi mengunjungi tempat-tempat seperti Starbucks dan McDonald's,” kata Shamila, 23 tahun, yang berhenti pergi ke toko tersebut setelah membaca tentang boikot yang terjadi di belahan dunia lain.
Pemboman di Gaza dan jumlah orang yang berhenti mengunjungi waralaba masih terus terjadi. “Saya rasa hal ini terjadi karena masyarakat merasa tidak berdaya dan mengetahui bahwa satu-satunya cara untuk membuat perbedaan adalah dengan melakukan boikot. Saya menghadiri semua pawai dan tidak ada bedanya selain membuat saya merasa telah melakukan sesuatu. Dengan memboikot, kita bisa mempertahankan pendirian kita," ujar dia.
Aplikasi yang diluncurkan pada 13 November telah diunduh lebih dari 100 ribu kali sejauh ini. Seiring dengan komentar media sosial yang menunjukkan bahwa orang-orang di seluruh dunia tertarik dengan aplikasi tersebut.