REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga sipil terjebak di antara pertarungan pasukan Israel melawan pejuang Hamas Palestina di dua kota terbesar di Jalur Gaza pada hari Senin (11/12/2023). Warga sipil ini terjebak di medan pertempuran setelah mengungsi akibat pengeboman Israel yang gencar dan tanpa pandang bulu di wilayah yang terkepung.
Warga mengatakan pertempuran sengit berlangsung di sekitar kota selatan Khan Younis. Pertempuran masih berlangsung di beberapa bagian Kota Gaza dan kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara.
Dengan sedikitnya bantuan yang masuk sejak Israel memberlakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza, warga Palestina menghadapi kekurangan makanan, air, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Hampir 18.000 orang telah terbunuh dalam serangan Israel yang membabi buta, sebagian besar korban dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Beberapa pengamat khawatir bahwa warga Palestina akan dipaksa keluar dari Gaza untuk mengulangi peristiwa Nakba 1948 - ketika milisi Zionis mengusir ratusan ribu warga Palestina dari tanah mereka selama pembentukan Israel.
Pada saat yang sama, tidak jelas kapan atau apakah warga Palestina akan diizinkan untuk kembali ke bagian utara Jalur Gaza - yang merupakan rumah bagi sekitar 1,2 juta orang sebelum perang - di mana seluruh lingkungan telah diratakan oleh bom Israel.
Pertempuran di dalam dan sekitar Khan Younis mengancam akan membawa kehancuran yang sama di bagian selatan, dan telah mendorong puluhan ribu orang ke arah kota Rafah dan daerah-daerah lain di sepanjang perbatasan dengan Mesir.
Hal ini juga menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke sebagian besar wilayah Gaza, sehingga menambah tekanan bagi orang-orang untuk menuju ke selatan.