Selasa 12 Dec 2023 16:53 WIB

Rupiah Kembali Menguat Ditopang Cadangan Devisa Indonesia

Rupiah kembali menguat tipis 0,01 persen menjadi Rp 15.621 per dolar AS.

Red: Friska Yolandha
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak menguat di pasar spot pada Selasa (21/11/2023). Melansir data Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.410 per dollar AS, atau naik 36 poin (0,23 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.446 per dollar AS. Namun kondisi tersebut masih fluktuatif seiring dengan situasi global.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing PT Valuta Inti Prima di Cikini, Jakarta, Selasa (21/11/2023). Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bergerak menguat di pasar spot pada Selasa (21/11/2023). Melansir data Bloomberg, pukul 09.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.410 per dollar AS, atau naik 36 poin (0,23 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.446 per dollar AS. Namun kondisi tersebut masih fluktuatif seiring dengan situasi global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan cadangan devisa Indonesia yang kuat dapat menahan laju pelemahan rupiah lebih lanjut sekaligus memberikan penguatan terhadap nilai tukar rupiah. Pada penutupan perdagangan di Jakarta, rupiah kembali menguat tipis sebesar dua poin atau 0,01 persen menjadi Rp 15.621 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.623 per dolar AS. Sementara pada awal perdagangan, rupiah sempat melemah ke posisi Rp 15.643 per dolar AS.

"Dari domestik data cadangan devisa yang masih kuat dapat menahan rupiah melemah lebih dalam lagi," kata Rully, Selasa (12/12/2023).

Baca Juga

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir November 2023 tercatat 138,1 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2023 sebesar 133,1 miliar dolar AS.

Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.