Selasa 12 Dec 2023 18:40 WIB

NFA Gencarkan Intervensi Guna Tekan Kenaikan Harga Beras

Caranya, melalui bantuan pangan beras dan gerakan pangan murah.

Red: Fuji Pratiwi
Warga Kelurahan Gedongkiwo mengambil bantuan beras di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Selasa (14/11/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga Kelurahan Gedongkiwo mengambil bantuan beras di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Selasa (14/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menggencarkan intervensi stabilisasi pangan. Caranya, melalui bantuan pangan beras dan gerakan pangan murah untuk menekan kenaikan harga beras.

"Bantuan pangan beras yang digelontorkan pemerintah kepada masyarakat berpendapatan rendah dianggap mampu menekan harga beras di pasaran, hal ini terlihat dari tren perkembangan inflasi beras (month to month) yang mengalami pelambatan," kata Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Baca Juga

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), laju kenaikan harga beras pada September 2023 mencapai 5,61 persen atau melonjak dari Agustus 2023 di mana kenaikannya 1,43 persen. Kemudian pada saat bantuan pangan tahap kedua (September-Oktober) digelontorkan, harga beras mengalami penurunan 1,72 persen pada Oktober 2023 dan kembali turun 0,43 persen pada November 2023.

Sebelumnya, tren penurunan harga beras juga terjadi pada saat bantuan pangan beras tahap pertama digelontorkan periode April-Juni 2023 di mana laju kenaikan harga beras pada Mei 2023 sebesar 0,02 persen. Pada Juni 2023 sebesar 0,13 persen dan pada Juli 2023 harga beras turun minus 0,02 persen.