Selasa 12 Dec 2023 19:28 WIB

Etika Saat Wisata ke Luar Negeri: Berteriak di Ruang Publik Dianggap Perilaku Kurang Sopan

Wisatawan dianjurkan untuk tidak membuat suara bising ketika berlibur ke luar negeri.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Wisatawan tiba di Changi Airport Terminal 2 Singapura. (ilustrasi). Ada beberapa etiket yang perlu diperhatikan ketika berwisata ke luar negeri.
Foto: EPA-EFE/HOW HWEE YOUNG
Wisatawan tiba di Changi Airport Terminal 2 Singapura. (ilustrasi). Ada beberapa etiket yang perlu diperhatikan ketika berwisata ke luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Etika berbicara saat liburan ke luar negeri belakangan ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Sebagian orang menganggap bahwa berbicara dengan suara besar dan berteriak di tempat publik saat berlibur di luar negeri merupakan tindakan yang kurang sopan. Benarkah?

Menurut pendiri The Dining Traveler, Jessica van Dop DeJesus, berbicara dengan suara keras dan berteriak saat berada di luar negeri merupakan perilaku yang kasar dan kurang sopan. Anggapan ini berlaku untuk pembicaraan yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui telepon.

Baca Juga

Sebagai bentuk etika kesopanan, wisatawan dianjurkan untuk tidak membuat suara bising ketika berlibur ke luar negeri. Suara bising ini tak hanya terbatas pada volume suara saat berbicara atau berteriak, tetapi juga saat melakukan sesuatu seperti menutup pintu atau menghentakkan kaki.

Agar tidak berbicara dengan suara terlalu keras, wisatawan bisa membiasakan diri untuk melatih kontrol suara. Hindari juga berteriak-teriak di tempat publik dalam berbagai situasi, seperti dilansir HuffingtonPost pada Selasa (12/12/2023).

Hal serupa juga diungkapkan oleh travel enthusiasT, Bich Ngoc. Menurut Ngoc, seorang wisatawan perlu menjaga sikap dan cara bicara ketika mengunjungi negara mana pun. Saat berada di tempat publik contohnya, wisatawan dianjurkan untuk mengobrol dengan tingkat suara yang sedang.

"Berisik dan membuat suara keras di tempat publik dianggap sebagai perilaku tidak sopan," ungkap Ngoc, seperti dilansir Vietnam Paradise Travel.

Selain saat berada di tempat publik, wisatawan juga perlu menjaga etika berbicara ketika mengunjungi tempat-tempat religius. Di tempat sakral seperti ini, wisatawan disarankan untuk tidak mengobrol dengan keras, tertawa terbahak-bahak dengan teman, atau mengobrol melalui sambungan telepon.  

Etika berbicara juga perlu diperhatikan saat wisatawan berada di hotel atau tempat menginap. Suara yang terlalu keras bisa membuat penghuni lain merasa terganggu, seperti dilansir Packhacker.

Tak hanya itu, wisatawan sangat disarankan untuk menjaga etika berbicara saat menaiki transportasi publik, seperti dilansir Simoptions. Mengobrol, baik secara langsung maupun melalui telepon, sebaiknya dihindari saat menaiki transportasi publik. Mengobrol di dalam transportasi publik bisa dianggap sebagai perilaku kurang sopan di banyak negara.

Selain memerhatikan volume suara, wisatawan juga perlu menunjukkan cara berbicara yang sopan ketika berlibur ke negara orang lain, seperti dilansir TheEarlyAirway. Hindari berbicara dengan sikap yang kasar atau bahkan mendebat sesuatu yang berkaitan dengan budaya atau penduduk lokal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement