REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres 01, Anies Rasyid Baswedan, mendapat kesempatan memberi tanggapan atas jawaban capres 02, Prabowo Subianto, soal konflik Papua. Ia mengingatkan, ada masalah ketidakadilan yang terus terjadi di Papua.
"Apa masalah utamanya, tiadanya keadilan di tanah Papua," kata Anies, Selasa (12/12).
Ia menegaskan, di Jakarta saja ada tiga pandangan soal konflik Papua. Ada yang melihat itu sebagai masalah terorisme, ada yang merasa itu masalah separatisme dan ada yang menilai itu masalah kriminalitas.
Maka itu, Anies menekankan, penyelesaian di Papua tidak semata tentang meniadakan kekerasan. Sebab, ia berpendapat, kedamaian itu bukan melulu tidak ada kekerasan, tapi kerap kali soal keadilan yang tidak dirasakan.
"Jadi, tujuannya bukan semata tentang meniadakan kekerasan, karena damai itu bukan tiada kekerasan, damai itu ada keadilan," ujar Anies.
Solusinya, ia menyampaikan, atas semua peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi dan dilakukan tindakan penyelesaian sampai tuntas. Lalu, cegah terjadinya pengulangan, memastikan semua memiliki pemahaman yang sama.
"Memastikan semua yang bekerja di Papua memahami yang harus dihadirkan bukan tidak ada kekerasan, tapi keadilan. Ketiga, melakukan dialog dengan semua secara co-partisipatif," kata Anies.
Debat pertama capres berlangsung Selasa (12/12) malam. Mengangkat tema hukum, HAM, pemerintahan, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik dan kerukunan warga. Melibatkan 11 panelis.
Agus Riwanto-UNS, Taufan Damanik-Komnas HAM, Al Makin-UIN Suka, Bayu Dwi-Univ Jember, Gun Gun Heryanto-UIN Jakarta, Khairul Fahmi-Unand, Lita Testa-Undip, Dwi Harijanti-Unpad, Wawan Mas'udi-UGM dan Rudi Rohi-Undana.
Setelah ini, debat kedua akan digelar pada 22 Desember 2024. Mengangkat tema ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur serta isu perkotaan.