Selasa 12 Dec 2023 23:09 WIB

Tanya Perasaan Prabowo Pascaputusan MKMK, Anies: Ordal Itu Menyebalkan

Fenomena orang dalam atau ordal terjadi di berbagai kehidupan masyarakat.

Rep: Eva Rianti/ Red: Andri Saubani
capres no urut 1 Anies Baswedan pada sesi debat perdana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di Halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat capres perdana mengangkat tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, kerukunan masyarakat, dan pelayanan publik.  Debat tersebut berlangsung selama 120 menit yang terdiri dari 6 segmen dan 18 pertanyaan yang dipandu oleh moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.
Foto: Republika/Thoudy Badai
capres no urut 1 Anies Baswedan pada sesi debat perdana Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden di Halaman gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat capres perdana mengangkat tema Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, kerukunan masyarakat, dan pelayanan publik. Debat tersebut berlangsung selama 120 menit yang terdiri dari 6 segmen dan 18 pertanyaan yang dipandu oleh moderator Ardianto Wijaya dan Valerina Daniel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengungkapkan pandangannya mengenai fenomena orang dalam (ordal) yang terjadi di Indonesia. Hal itu disampaikan Anies kepada capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang menjawab pertanyaan tentang bagaimana pandangan dan perasaan Prabowo tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) ihwal batas usia capres-cawapres yang berujung pada penjatuhan pelanggaran etika berat pada pimpinan KPK. Putusan MK itu diketahui melanggengkan Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres Prabowo.  

"Fenomena ordal ini menyebalkan. Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal," kata Anies dengan nada cukup keras saat menanggapi jawaban Prabowo dalam agenda debat di KPU RI, Selasa (12/12/2023). 

Baca Juga

Anies mencontohkan banyaknya fenomena ordal yang terjadi di berbagai bidang kehidupan masyarakat. Mulai dari di bidang olahraga, pendidikan, bahkan hingga pembelian tiket konser. 

"Ada ordal di mana-mana. Yang membuat meritokratik enggak berjalan, yang membuat etika luntur. Dan ketika fenomena ordal bukan hanya di masyarakat, tapi juga pada proses paling puncak terjadi ordal. Negeri ini rusak apabila tatanan ini rusak," tutur dia. 

Diketahui, dalam kesempatan debat, ada sesi tanya jawab antara capres. Anies melayangkan pertanyaan kepada Prabowo mengenai putusan MK yang sangat berpolemik baru-baru ini. Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) akhirnya memutuskan bahwa ada pelanggaran etik berat yang dilakukan eks Ketua MK Anwar Usman yang tidak lain adalah paman Gibran atau ipar Presiden Jokowi. 

Anies menanyakan bagaimana perasaan Prabowo saat mendapati putusan MKMK tentang adanya pelanggaran etika hakim MK dalam putusan tersebut. 

"Jadi, Mas Anies, ya, memang suatu perkembangan politik itu ada beberapa segi perspektif. Jadi tim saya para pakar hukum yang mendampingi saya menyampaikan bahwa dari segi hukum tidak ada masalah. Masalah yang dianggap pelanggaran etika sudah diambil tindakan dan keputusan waktu itu oleh pihak yang diberi wewenang," jawab Prabowo. 

Prabowo menekankan bahwa intinya adalah bahwa putusan itu final dan tidak dapat diubah. Dia pun berpendapat bahwa masyarakatlah yang pada akhirnya menilai. 

"Kita ini bukan anak kecil, Mas Anies, Anda juga paham, ya, sudahlah. Sekarang begini, intinya rakyat yang putuskan, rakyat yang menilai. Kalau rakyat tidak suka Prabowo dan Gibran, enggak usah pilih kami, saudara-saudara sekalian. Dan saya tidak takut tidak punya jabatan, Mas Anies. Sorry ye, sorry ye. Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya sudah siap mati untuk negara ini," lanjutnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement