REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO — Lebih dari 200 sekolah dan tempat usaha di wilayah Chicagoland telah ditutup pada Senin (11/12/2023). Aksi ini dilakukan untuk meminta perhatian terkait ribuan warga Palestina yang tewas dalam konflik dengan Israel selama dua bulan terakhir.
Tujuh sekolah di wilayah Chicagoland mengikuti ajakan bolos kerja dan mogok. Sekolah yang berpartisipasi dalam pemogokan yaitu Sekolah Aqsa, Sekolah Al Majd, Sekolah Alajyal, Akademi Kindi, Akademi Multaqa, Bimbingan IQ, Sekolah Altayseer
Administrator dan guru di Sekolah Aqsa di Bridgeview, Nadia Ismail mengatakan, keputusan untuk mogok terjadi ketika Amerika Serikat (AS) memveto gencatan senjata kemanusiaan di Gaza dalam resolusi Persertikatan Bangsa-Bangsa.
"Itu adalah seruan dari jurnalis di Gaza. Mereka menyebarkan beritanya," kata Ismail seperti dikutip dari laman WGN 9, Selasa (12/12/2023).
Ismail juga mengatakan, para siswa berkumpul untuk berdoa untuk menumbuhkan empati dan memungkinkan mereka memproses emosi mereka, semrntara prmogokan memungkinkan merrka untuk mrmbuat perbedaan.
Para pendukung Palestina berencana menghentikan semua aspek kehidupan publik dengan menghindari keluar rumah tetmasuk ke restoran, bank, dan toko-toko dalam upaya untuk menggalang dukungan bago perjuangan Palestina dan menekan pemerintah untuk menyerukan gencatan senjata.
Haraz Coffee House, kedai kopi Yaman yang memiliki sembilan lokasi di seluruh negeri, termasuk satu di Orland Park mengatakan semua lokasi kedai dotutup pada 11 Desember 2023 sebagai bentuk solidaritas untuk Palestina.
Sementara itu, Koalisi Chicago untuk Keadilan di Palestina diperkirakan akan mengadakan aksi unjuk rasa pada pukul 14.30 waktu setempat di depan tempat bisnis Bridegview yang berpartisipasi dalam pemogokan.
Perlu diketahui, Kementerian Kesehatan Gaza merilis hampir 18 ribu warga Palestina telah terbunuh sejak dimulainya pengeboman Israel pada 7 Oktober 2023, sebagian besar yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara itu ktivis Palestina dan organisasi di tingkat akar rumput menyerukan serangan global pada Senin (11/12/2023) untuk menuntut gencatan senjata segera ketika Israel melanjutkan agresinya terhadap Gaza.
Seruan untuk melakukan pemogokan telah diberikan Pasukan Nasional dan Islam, sebuah koalisi faksi-faksi utama Palestina, kepada warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan para pendukungnya di seluruh dunia. Mereka menyebut pemogokan ini sebagai Pemogokan 11 Desember.
Para aktivis dan influencer menggunakan tagar #StrikeforGaza yang kiin menjadi ramai di jagat media sosial. Mereka menyerukan pemogokan di seluruh belahan dunia untuk mengecam pembantaian Israel terhadap warga Palestina di Gaza, dan menuntut gencatan senjata.
Baca juga: Karen Amstrong Kisahkan Aksi Salahuddin Al-Ayyubi Kala Rebut Yerusalem dari Tentara Salib
Pemogokan 11 Desember adalah sebuah gagasan yang bertujuan menahan diri dengan tidak pergi ke pusat kerja, sekolah, atau membuka toko di pusat ekonomi dan jaringan komersial.
Organisasi Palestina dan hak asasi manusia menyerukan pemogokan global ini pada Senin, 11 Desember 2023. Gagasan tersebut dipandang perlu untuk melumpuhkan pergerakan kehidupan dan roda perekonomian di semua negara, sehingga semua orang merasakan dampak langsung dari agresi di Gaza, dan dengan demikian ada tekanan untuk menghentikan perang.