REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyoroti capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo yang mengungkit kasus penculikan aktivis 1998 yang diduga dilakukan Prabowo Subianto, saat debat antarcapres perdana. TKN menyebut, Prabowo tak ingin membalas dengan menanyakan dua kasus yang menyeret nama Ganjar.
"Pak Prabowo tidak mau jadi hakim moral seolah-olah beliau punya keunggulan, superioritas moral dengan cara misalnya menanyakan soal KTP-el dan Wadas kepada Mas Ganjar," kata Direktur Juru Debat TKN, Budiman Sudjatmiko saat konferensi pers usai debat, di Hotel Des Indes, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023) malam.
Sebagai gambaran, kasus Wadas adalah konflik antara warga Desa Wadas di Jawa Tengah dan pemerintah serta aparat kepolisian ihwal pembangunan tambang batu andesit di desa tersebut. Warga desa menolak, tapi pemerintah terus memaksa dengan mengerahkan aparat keamanan. Kasus ini bergulir saat Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Adapun dalam kasus korupsi proyek pengadaan KTP elektronik atau KTP-el, Ganjar sempat diperiksa sebagai saksi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketika kasus yang merugikan negara triliunan rupiah itu terjadi, Ganjar menjabat sebagai pimpinan Komisi II (mitra kerja Kemendagri) DPR RI.
Budiman melanjutkan, apabila Prabowo menanyakan dua kasus tersebut, maka Ganjar hanya akan menggunakan panggung debat untuk menyampaikan klarifikasi. Padahal, debat digelar agar rakyat bisa menilai kelayakan Ganjar menjadi presiden.
"Yang rugi rakyat Indonesia (karena) hanya melihat Mas Ganjar sebagai orang yang disalahkan dalam kasus KTP-el," ujar mantan anggota DPR RI itu.
Budiman mengatakan, Prabowo hanya menanyakan rencana yang akan dilakukan Ganjar ke depan. Dengan pertanyaan semacam itu, Ganjar bisa menunjukkan kepantasannya menjadi presiden.
"Pak prabowo tidak terlalu masuk ke wilayah-wilayah yang berkaitan dengan apa yang terjadi atau dikaitkan dengan mereka di masa lalu mereka," kata mantan politikus PDIP itu.
Prabowo diketahui tampil jenaka saat debat perdana antarcapres di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Selasa malam. Dia beberapa kali joget di atas panggung debat. Dia juga sempat menggerakkan bibir ketika disindir oleh capres nomor urut 1, Anies Baswedan soal oposisi.
Prabowo tampak meninggikan suara hanya ketika Anies Baswedan menilai demokrasi di era Pemerintahan Jokowi buruk. Dia juga tampak emosional ketika capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo menanyakan penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, termasuk kasus penculikan aktivis 1998.
Prabowo mengaku heran mengapa pertanyaan itu diajukan kepada dirinya mengingat penyelesaian kasus pelanggaran HAM merupakan tanggung jawab Menko Polhukam Mahfud MD yang kini jadi cawapres pendamping Ganjar. Mantan Danjen Kopassus TNI AD itu juga menyatakan bahwa dirinya sudah berulang kali menjawab tudingan terlibat penculikan aktivis 1998.
"Saya sudah jawab berkali-kali, tiap lima tahun kalau polling saya naik, ditanya lagi soal itu. Bapak tahu data nggak? Bapak tanya ke Kapolda tahun ini berapa orang hilang di DKI? Tahun ini, ada mayat yang diketemukan baru beberapa hari lalu dan sebagainya, come on Mas Ganjar," kata Prabowo.
Prabowo menambahkan, para aktivis yang disebut-sebut korban penculikannya nyatanya kini mendukung dirinya. Dia meminta Ganjar untuk tidak memolitisasi persoalan HAM.
"Nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, yang katanya saya culik, sekarang ada di pihak saya membela saya saudara-saudara sekalian. Jadi masalah HAM jangan dipolitisasi Mas Ganjar, menurut saya," ujar Ketua Umum Partai Gerindra itu
"Saya tegas akan menegakkan hak asasi manusia. Masalah yang bapak tanyakan agak tendensius. Kenapa yang 13 orang hilang pada saat itu ditanya kepada saya? Itu tendensius Pak Ganjar," ujar Prabowo menegaskan.