REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan Apel Siaga Kedaruratan Bencana Hidrometeorologi, di Lapangan Pemda Sleman. Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. mengatakan, kepedulian, kolaborasi, dan sinergitas dari semua pihak adalah kunci dalam membentuk budaya siaga kedaruratan.
Kustini juga mengingatkan agar setiap orang perlu memiliki kesiapan diri dalam menghadapi bencana yang dapat terjadi kapan saja. Hal ini juga mengingat Sleman berada di kawasan rawan bencana alam.
Oleh karena itu, dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi situasi darurat, menjadi bekal penting yang perlu dimiliki masyarakat Sleman.
“Dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman yang memadai dalam menghadapi bencana maka kita akan mampu bersikap dan bertindak secara cepat dan tepat,” kata Kustini.
Ia juga mengimbau agar sarana dan prasarana penanganan bencana selalu dipastikan dalam keadaan baik. Selain itu menurutnya penting juga meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi terjadinya bencana.
Kepala Sekretariat BPBD Sleman, Asih Kushartati, menerangkan pada kesiapsiagaan penanganan darurat terdapat 72 komunitas relawan yang tersebar di 17 kapanewon. Dari keseluruhan komunitas tersebut, tercatat ada 3.250 relawan.
“Kabupaten Sleman juga telah membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dari tingkat SD hingga SMP sebanyak 87 sekolah,” ujarnya.
Sebagai bentuk antisipasi menghadapi bencana, BPBD Sleman juga didukung dengan peralatan penanganan bencana seperti, cainsaw, armada ranger, truk serbaguna, water purifying, perahu, dan beberapa peralatan bencana lainnya.
Apel diikuti oleh 250 personel yang merupakan stakeholder dalam penanganan bencana. Seperti TNI, Polri, BMKG, Basarnas, hingga relawan.