REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatra Barat, berupaya meningkatkan penerimaan zakat dengan mendorong pembentukan unit pengumpul zakat di nagari atau desa.
Upaya itu dijalankan karena potensi penerimaan zakat di Kabupaten Tanah Datar sebenarnya bisa mencapai Rp 17 miliar per tahun, tetapi hingga tahun 2023 dana zakat yang dapat dihimpun baru sekitar Rp 11 miliar per tahun.
"Kita akan terus upayakan agar potensi zakat ini bisa terkelola secara maksimal sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai program bantuan untuk masyarakat," kata Ketua Baznas Kabupaten Tanah Datar Yasmansyah di Batusangkar, Rabu (13/12/2023).
Pembentukan unit pengumpul zakat (UPZ) nagari diharapkan dapat meningkatkan penerimaan zakat di Kabupaten Tanah Datar. "Dengan terbentuknya UPZ ini, diharapkan bisa meningkatkan penerimaan zakat di Tanah Datar," katanya.
Ia berharap pemerintah daerah mendorong wali nagari untuk segera membentuk UPZ di nagari masing-masing. Yasmansyah menyampaikan Baznas Kabupaten Tanah Datar juga mengelola dana zakat dan infak dari aparatur sipil negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar.
"Kita bersyukur Bupati terus mendorong para ASN dan masyarakat untuk menyalurkan zakat dan infaknya ke Baznas Tanah Datar. Bahkan zakat dari gaji Beliau sendiri sudah otomatis masuk ke Baznas Tanah Datar," katanya.
Bupati Tanah Datar Eka Putra mengatakan Baznas merupakan mitra pemerintah dalam menyelesaikan persoalan masyarakat di Tanah Datar. Menurut dia, Baznas menggunakan dana zakat, infak, dan sedekah untuk membantu penanganan masalah sosial, kesehatan, pendidikan, dan keagamaan.
"Semakin banyak zakat masyarakat yang disalurkan di Baznas Tanah Datar, tentunya semakin banyak program bantuan yang bisa direalisasikan untuk menyelesaikan permasalahan dalam masyarakat," ujar dia.