Rabu 13 Dec 2023 13:31 WIB

Biden Peringatkan Militer Israel Soal Banjiri Terowongan di Gaza

Israel menyatakan terowongan-terowongan ini digunakan untuk menahan para sandera.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Terowongan Hamas. ilustrasi
Terowongan Hamas. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ditanyai tentang laporan bahwa Israel mulai memompa air laut ke terowongan Hamas di Gaza. Namun, dia mengakui tidak mengetahui nasib para sandera yang sebelumnya dikabarkan disembunyikan di terowongan tersebut.

“Sehubungan dengan banjirnya terowongan… Ada pernyataan yang dibuat bahwa tidak ada sandera di terowongan manapun, tapi saya tidak mengetahui faktanya,” kata Biden saat menjawab pertanyaan tentang masalah ini saat konferensi pers di Gedung Putih dengan Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy.

Baca Juga

“Tapi, saya tahu bahwa setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi dan Israel telah menyatakan niatnya untuk menyelaraskan perkataannya dengan tindakan,” ujar presiden AS tersebut dikutip dari Times of Israel.

Menurut Wall Street Journal, IDF telah mulai memompa air laut ke dalam sistem terowongan bawah tanah Hamas di Gaza. Laporan ini mengutip para pejabat AS memberikan pengarahan mengenai operasi militer Israel.

Kepala IDF Herzi Halevi mengatakan pekan lalu bahwa membanjiri terowongan adalah ide yang bagus. "Namun, saya tidak akan berkomentar secara spesifik," katanya.

Militer menolak mengomentari perincian operasinya untuk menghancurkan infrastruktur terowongan. Menurut laporan tersebut, banjir di terowongan Hamas dimulai sekitar bulan lalu.

Pakar lingkungan telah memperingatkan bahwa langkah tersebut akan berdampak jangka panjang terhadap air tanah di Jalur Gaza. Dalam keadaan normal, hujan jatuh ke bumi dan merembes ke tempat penyimpanan bawah tanah atau akuifer. Air tanah ini dipompa ke dalam sumur untuk memasok air minum.

Gaza adalah rumah bagi lebih dari dua juta orang dan merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Satu-satunya pasokan air di daerah kantong ini berasal dari akuifer dangkal yang sejajar dengan pantai Mediterania.

Air tersebut dipompa secara berlebihan dan permukaan air di bawah tanah telah turun sedemikian rupa. Kondisi ini membuat air laut telah memasuki akuifer dan bercampur dengan sedikit air tawar yang tersisa.

“Sebagai warga negara, terlepas dari bencana yang kita alami pada 7 Oktober, saya masih berpikir bahwa dalam jangka panjang dan kita harus memikirkan masa depan–adalah tindakan yang tidak benar secara politik dan moral jika memiliki tetangga yang haus,” kata Prof. Eilon Adar dari Zuckerberg Institute for Water Research di Ben-Gurion University of the Negev di Israel selatan.

Selain itu, beberapa waktu sebelumnya, Israel menyatakan bahwa terowongan-terowongan ini digunakan untuk menahan para sandera. Bahkan dugaan ini digunakan untuk membenarkan melakukan penyerangan terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan di Gaza. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement