REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan, hasil survei menunjukkan 58 persen pelaku usaha di Indonesia cukup optimistis melakukan ekspansi bisnis di 2024.
"Meskipun terdapat indikasi cukup kuat terhadap pelemahan konsumsi pada 2024, namun 58 persen pelaku usaha Indonesia tetap memiliki rencana melakukan ekspansi usaha. Jadi, walaupun dengan kondisi ini, tetap cukup optimistis untuk mau melakukan ekspansi usaha," kata Shinta di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Dalam acara CORE Indonesia Outlook 2024: Konsolidasi Ekonomi di Tahun Politik itu, Shinta menuturkan Apindo melakukan survei kepada lebih dari 2.000 pelaku usaha. Dari survei, diketahui 72 persen pelaku usaha mengalami perlambatan pertumbuhan penjualan. Sementara 42 persen pelaku usaha mengalami stagnasi.
"Mayoritas pelaku usaha itu menyatakan bahwa kondisi nilai tukar dan suku bunga yang ada saat ini tidak kompetitif dan cenderung menjadi beban ekspansi usaha," tuturnya.
Selain itu, survei mengungkapkan hanya 35 persen pelaku usaha paham tentang pembangunan berkelanjutan dan konsep environmental, social, and governance (ESG). Sekitar 68 persen pelaku usaha menilai biaya transportasi dan logistik yang masih tinggi menjadi tantangan utama terhadap pertumbuhan bisnis.
Di sisi lain, Apindo menuturkan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan menjadi pendorong yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi 2024. Menurut Shinta, percepatan dan ketepatan realisasi APBN khususnya untuk belanja pemilu dan investasi infrastruktur masih perlu terus didorong.
"Menuju 2024, ada puncak peningkatan konsumsi karena ada penyelenggaraan pemilu yang agak panjang dan sekaligus juga ada pilpres, pileg dan pilkada," tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, pendapatan negara pada 2024 dioptimalkan dengan tetap menjaga iklim investasi, keberlanjutan dunia usaha, dan kelestarian lingkungan.
"Untuk menjalankan agenda pembangunan tersebut, pendapatan negara pada 2024 didorong lebih optimal dengan tetap menjaga iklim investasi, keberlanjutan dunia usaha, dan kelestarian lingkungan," kata Presiden Joko Widodo dalam pidato penyampaian RUU APBN Tahun Anggaran 2024 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2023 - 2024 di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (16/8).
Presiden dalam Pidato RAPBN 2024 dalam rangka menyambut HUT RI mengatakan, optimalisasi penerimaan pajak ditempuh dengan pertama yakni menjaga efektivitas reformasi perpajakan untuk perluasan basis pajak, peningkatan kepatuhan, dan penggalian potensi.
"Kedua, implementasi sistem inti perpajakan, serta perbaikan tata kelola dan administrasi perpajakan," ujar Jokowi.