REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Terjadi peristiwa yang memilukan baru-baru ini, satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak diduga melakukan bunuh diri di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Sebelumnya, diberitakan seorang ayah membunuh empat anaknya di Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur menyampaikan sangat menyayangkan kasus keluarga bunuh diri dan seorang ayah membunuh anak-anaknya. Menurutnya, hal itu terjadi salah satu faktornya karena keimanan yang tidak kokoh.
"Salah satu faktornya karena keimanan yang tidak kokoh, ketakutan yang tidak perlu dan tidak ada sandaran hati kepada Allah SWT," kata Gus Fahrur kepada Republika, Rabu (13/12/2023).
Gus Fahrur mengatakan, sesulit apapun hidup akan ada solusinya. Ada kekuatan menghadapi semua masalah jika manusia punya iman.
Gus Fahrur mengingatkan, sepanjangan sejarah kehidupan para Nabi dan Rasul, selalu penuh cobaan yang berat. Mereka mampu mengatasinya karena kekuatan iman.
"Lingkungan dan pergaulan yang baik juga itu penting, adakalanya seseorang melakukan tindakan bunuh diri karena pengaruh buruk yang ada di lingkungan masyarakat," ujar Gus Fahrur.
Gus Fahrur menyampaikan, dalam norma ajaran agama, tindakan bunuh diri adalah dosa dan merupakan suatu penyimpangan sosial. Karena dalam pandangan norma agama manusia harus beriman, sabar dan tawakal menjalani kehidupan dalam takdir baik atau buruk yang harus diterima. Taat menjalani perintah dan menjauhi larangan-larangan yang bersumber dari ajaran agamanya.
Sebelumnya diberitakan kasus kematian satu keluarga di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur telah menggegerkan masyarakat setempat. Dari empat anggota keluarga, tiga diantaranya meninggal akibat bunuh diri sedangkan satu lainnya masih hidup.
Sebelumnya, diberitakan seorang ayah membunuh empat anaknya di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Anak-anak yang menjadi korban tersebut berinisial VA (6 tahun), SP (4), AR (3), dan AS (1).