Rabu 13 Dec 2023 14:57 WIB

Rusia Perbarui Perjanjian Kerja Sama dengan Iran

Pekan lalu Putin bertemu dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Kremlin.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan Presiden Iran Ebrahim Raisi berpose untuk foto sebelum pembicaraan mereka di istana Saadabad, di Teheran, Iran, Selasa, 19 Juli 2022.
Foto: AP/Sergei Savostyanov/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin, kiri, dan Presiden Iran Ebrahim Raisi berpose untuk foto sebelum pembicaraan mereka di istana Saadabad, di Teheran, Iran, Selasa, 19 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia dan Iran akan mempercepat pengerjaan sebuah kerjasama besar "perjanjian antar negara yang baru," kata kementerian luar negeri Rusia pada hari Selasa (12/12/2023). 

Kementerian tersebut tidak merinci cakupan perjanjian tersebut, yang muncul di tengah-tengah meningkatnya hubungan politik, perdagangan, dan militer antara Moskow dan Teheran. Di mana bagi AS kedekatan keduanya  dipandang sebagai hal yang mengkhawatirkan. 

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan, Rusia mengatakan bahwa para menteri luar negeri kedua negara sepakat dalam sebuah panggilan telepon pada hari Senin untuk mempercepat pengerjaan perjanjian tersebut, yang berada pada "tahap kesiapan yang tinggi."

Pekan lalu Presiden Vladimir Putin mengadakan pembicaraan selama lima jam di Kremlin dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi. Seperti Korea Utara, yang pemimpinnya Kim Jong Un bertemu dengan Putin di timur jauh Rusia pada bulan September. 

Iran adalah musuh bebuyutan Amerika Serikat dan dapat menyediakan perangkat keras militer bagi Moskow untuk perangnya di Ukraina. Di  mana Rusia telah banyak menggunakan pesawat tak berawak Iran di Ukraina.

Kremlin bulan lalu mengatakan bahwa Rusia dan Iran sedang mengembangkan hubungan mereka, "termasuk di bidang kerja sama teknis militer," tetapi menolak untuk mengomentari saran dari Gedung Putih bahwa Iran mungkin sedang mempertimbangkan untuk menyediakan rudal balistik kepada Rusia. 

Iran adalah pendukung utama musuh Israel, Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berbicara melalui telepon dengan Putin pada hari Ahad (10/12/2023) lalu dan menyuarakan "ketidaksetujuan yang kuat" atas kerja sama Rusia yang "berbahaya" dengan Iran.

Pihak berwenang Iran mengatakan bahwa kerja sama militer dengan Rusia terus berkembang dari hari ke hari. Iran mengatakan bulan lalu bahwa mereka telah menyelesaikan kesepakatan dengan Rusia untuk menyediakan jet tempur Su-35, helikopter tempur Mi-28, dan pesawat latih pilot Yak-130. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement