Rabu 13 Dec 2023 23:28 WIB

Polemik Festival Keadilan UIN Sunan Kalijaga, Panitia dan Rektorat Saling Tuding

Festival Keadilan UIN Sunan Kalijaga dituding berbau politis

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Nashih Nashrullah
Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Festival Keadilan UIN Sunan Kalijaga dituding berbau politis
Foto: Yusuf Assidiq
Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Festival Keadilan UIN Sunan Kalijaga dituding berbau politis

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Panitia penyelenggara kegiatan Festival Keadilan menyebut sudah berkomunikasi dengan pihak kampus dalam hal ini UIN Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta untuk menggelar kegiatan tersebut. kegiatan ini mendapat pelarangan dari Rektor UIN Suka Yogyakarta, Al Makin. 

"Kami dari tim panitia sudah berkomunikasi dengan Warek (Wakil Rektor) III yang menaungi bidang kemahasiswaan," kata salah satu panitia, Abil kepada Republika.co.id saat dikonfirmasi, Rabu (13/12/2023) malam. 

Baca Juga

Abil menyebut bahwa pihaknya telah mengajukan surat permohonan ke kampus yakni ke Pusat Pengembangan Bisnis (PBB) UIN Suka Yogyakarta untuk menggunakan GOR Tenis UIN Suka Yogyakarta sebagai lokasi untuk melaksanakan kegiatan itu. 

Bahkan, dari kampus sudah memberikan lampu hijau untuk digelarnya kegiatan tersebut di lingkungan kampus. Namun, pihaknya kecewa ketika Rektor UIN Suka Yogyakarta meminta izin penggunaan GOR dicabut menjelang kegiatan digelar, yakni dua hari sebelum acara tersebut diselenggarakan pada Ahad, 10 Desember 2023. 

"Hari Kamis (7/12/2023) sudah keluar izinnya (untuk menggunakan GOR di UIN Suka), katanya udah bisa dipakai. Tapi Jumat (8/12/2023) malam diinformasikan pelarangan itu," ucap Abil. 

Abil menuturkan, pelarangan tersebut dikeluarkan pihak kampus dengan alasan bahwa kegiatan yang dilakukan 'berbau' politik. Dikarenakan pelarangan tersebut, pihaknya harus memindahkan acara ke lokasi lain yakni ke Bento Kopi Godean. 

"Larangan acara itu di UIN dengan dalih tidak boleh menggelar acara politik di kampus. Agenda itu dilakukan bertujuan untuk menyampaikan kebenaran dan kebaikan, bukan kebohongan apalagi kejahatan. Niat yang baik disampaikan secara baik sesuai prosedur, ternyata tidak disambut baik oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga," jelasnya.  

Pelarangan ini dikeluarkan pihak kampus dikarenakan surat izin yang disampaikan ke kampus tidak sesuai dengan acara yang akan digelar. Kampus UIN Suka Yogyakarta menyebut bahwa pada surat izin dikatakan akan digelar dialog budaya, namun pada pamflet yang beredar justru ada politik praktis. 

Baca juga: Kalimat yang Diulang 31 Kali dalam Surat Ar-Rahman, Ini Deretan Rahasianya

 

Saat ditanya mengenai hal tersebut, Abil tidak menampik bahwa nama acara yang ada pada surat yang diajukan berbeda dengan yang ada di pamflet acara. Meski begitu, Abil menuturkan bahwa pihaknya sudah mengkomunikasikan bentuk acara yang akan digelar ke pihak kampus melalui Warek III. 

"Itu kan memang bahasanya kami (nama acaranya) Festival Keadilan, di surat (izin) ditulis Festival Gerakan Bersama KH Zawawi Imron. Tapi sudah komunikasikan dulu ke Warek III bahwa bentuk acaranya seperti ini, dan sudah di iyakan (untuk menggunakan GOR)," jelasnya. 

"Pembatalan sepihak ini mencederai nilai-nilai kebebasan akademik  di UIN Suka, yang seyogyanya kampus menjadi arena pertarungan ide dan gagasan," tambah Abil.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement