REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- NU Care-LAZISNU PBNU kembali menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang dikirim melalui TNI AL Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) III Jakarta.
Manajer Pendistribusian NU Care-LAZISNU PBNU Dewi Rochmawati menjelaskan bantuan yang siap dikirimkan lewat TNI AL berupa matras, selimut, dan tenda pleton sebanyak 10 ton.
"Karena di sana akan memasuki musim dingin. Jadi itu (bantuan) sangat diperlukan. Juga ada tenda pleton yang bisa menampung kurang lebih sampai 50 orang," kata Dewi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Dewi mengatakan NU Care-LazisNU dalam program NU Peduli Palestina akan terus berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan dengan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, seperti dengan lembaga lokal di Yerusalem, Palestina.
"Kami akan terus berupaya bermitra dengan berbagai pihak untuk pengiriman bantuan. Agar tepat sasaran kami juga telah melakukan pengiriman bantuan dengan mitra lokal di Yerusalem, melalui lembaga AWC (Al Thoure-Silwan Women Center)," ujarnya.
Menurutnya, bantuan yang disalurkan oleh PBNU untuk Palestina merupakan yang kesekian kalinya. Sebelumnya, PBNU telah mengirimkan bantuan melalui Kemlu RI, kemudian lewat AWC, dan terakhir melalui lembaga zakat (Bayt Zakat wa as-Shadaqat) di Mesir.
"Dan selanjutnya kami juga akan bekerja sama dengan WorldWide Medical (WWM) yang berada di Turki untuk pengiriman ambulans dan alat-alat kesehatan," kata dia.
Adapun pengiriman bantuan melalui TNI AL akan dilakukan dengan menggunakan armada KRI dr Radjiman Widioningrat-992 yang merupakan kapal bantu rumah sakit (BRS) milik TNI Angkatan Laut.
Waaspotmar Kasal Laksamana Pertama TNI Deny Septiana mengungkapkan terkait waktu pemberangkatan masih menunggu waktu dan keputusan Pemerintah RI dan Mesir yang memiliki kewenangan untuk menyalurkan bantuan tersebut kepada pihak Palestina.
“Kita masih menunggu instruksi dari pemerintah pusat, kapan kita diberangkatkan. Kita masih berkoordinasi dengan pemerintah Mesir dari titik awal, itu kewenangannya dari pemerintah Mesir yang berkoordinasi dengan pihak di Palestina. Kita masih menunggu arahan dari pemerintah pusat. Tapi semua instrumen kita sudah siap," kata dia.
Kolonel Marinir Djentaju Suprihandoko menambahkan bahwa secara keseluruhan pemberangkatan armada dan bantuan sudah siap dilakukan.
"Kru sudah siap dan lainnya juga sudah siap. Tinggal menunggu waktu pemberangkatan saja. Jika diizinkan, langsung berangkat. (Waktunya) belum bisa dipastikan sekarang," katanya.