REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan urgensi dunia pendidikan untuk menyiapkan talenta-talenta dan kompetensi-kompetensi masa depan yang relevan dengan perkembangan zaman. Dia menilai, hal itu penting untuk disiapkan di tengah perubahan dunia yang begitu cepat, terutama oleh pendidikan vokasi.
“Pendidikan vokasi punya peran yang penting dan relevan,” kata Jokowi dalam siaran pers, Rabu (13/12/2023).
Hal itu dia sampaikan saat membuka gelaran Vokasifest x Festival Kampus Merdeka di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (11/12/2023). Jokowi menilai, penyiapan talenta dan kompetensi masa depan melalui sektor pendidikan, termasuk pendidikan vokasi, sekarang ini harus jauh lebih konkret.
“Tidak hanya lebih konkret, hasilnya juga telah mampu meningkatkan indeks daya saing talenta global Indonesia yang meningkat sangat tinggi,” ucap dia.
Sebab itu, pada kesempatan tersebut, Jokowi menyambut baik penyelenggaraan Vokasifest dan Festival Kampus Merdeka. Menurut dia, kegiatan itu menunjukkan kolaborasi dan kerja sama yang konkret antara perguruan tinggi, sekolah, dan industri yang telah memberikan dampak nyata, sekaligus mendekatkan mahasiswa dan siswa ke dunia kerja.
“Pendidikan harus menyesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan, memecahkan masalah, dan memanfaatkan peluang yang ada dalam dunia yang berubah cepat,” ujar dia.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pendidikan vokasi memiliki dampak tercepat dalam membangun SDM unggul. Anak-anak muda yang keluar dari pendidikan vokasi ini langsung terjun ke lapangan kerja sehingga dampaknya langsung dapat dirasakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, lanjut Nadiem, Kemendikburistek terus melakukan transformasi sistem pendidikan, termasuk pendidikan vokasi, agar lebih terbuka dan inovatif guna menyiapkan generasi unggul dan inovatif. Sistem pendidikan yang lebih terbuka juga dilakukan agar pendidikan menjadi lebih terintegrasi dan multidisiplin serta menghadirkan lingkungan yang aman dan nyaman.
Lebih lanjut Nadiem mengatakan, salah satu kunci pendidikan vokasi adalah pembelajar yang terintegrasi dengan industri untuk meningkatkan kualitas lulusan. Menurut dia, saat ini lebih dari 35 persen anak SMK di Indonesia kini sudah masuk SMK Pusat Keunggulan. Jumlah tersebut hanya diraih dalam kurun waktu tiga tahun.
Nadiem berjanji program tersebut akan terus ditingkatkan sehingga diharapkan pada 2024 mendatang separuh dari siswa di Indonesia dapat merasakan dampak SMK Pusat Keunggulan dalam mengembangkan talenta mereka dan meningkatkan daya saing Indonesia.