REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi (prodi) Ilmu Komputer (S2) Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM) sukses menggelar webinar Get Published in International Proceeding & Scientific Journal. Dipandu oleh Riyan Latifahul Hasanah selaku moderator, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa Prodi Ilmu Komputer UNM semester 2 dan peserta umum.
Dengan topik Academic Writing & Publication Tips, webinar ini menghadirkan Dr Dewi Yanti Liliana selaku pembicara, Vice Director of Cooperation di Politeknik Negeri Jakarta dan Executive Committee di IEEE Women In Engineering (WIE) Region Asia Pacific. Eni Heni Hermaliani selaku sekretaris prodi Ilmu Komputer (S2) menyampaikan bahwa mahasiswa program magister dituntut bisa menyusun karya ilmiah dan wajib dipublikasi pada tingkat nasional maupun internasional.
“Mahasiswa magister dituntut untuk menyusun karya ilmiah dan mempublikasikannya pada jurnal atau prosiding, baik di tingkat nasional maupun internasional. Untuk itu kegiatan webinar ini akan menjadi bekal bagi mahasiswa agar mengetahui bagaimana menulis artikel ilmiah yang berkualitas dan bisa diterbitkan khususnya di jurnal atau prosiding internasional,” ujar Eni, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/12/2023).
Sementara itu, dalam paparan materi, Dr Dewi Yanti Liliana banyak memberikan tips dan trik dalam menulis artikel ilmiah dan mempublikasikannya di jurnal atau prosiding internasional, baik dari perspektif sebagai penulis maupun sebagai reviewer.
“Dalam menyusun artikel ilmiah jurnal internasional, harus diperhatikan apakah penelitian yang dilakukan original dan belum pernah dilakukan orang, atau sebaliknya. Perhatikan juga template penulisan, karena biasanya jurnal akan langsung menolak karya ilmiah yang tidak mengikuti panduan atau template yang ditentukan,” kata Dewi.
Pada kesempatan diskusi, Rendra Trihardo salah satu peserta mengajukan pertanyaan perihal penelitian yang dilakukan di luar bidang komputer, seperti psikologi atau kesehatan.
“Penelitian bidang ilmu komputer itu sangat luas, sehingga sangat memungkinkan untuk meneliti bidang lain seperti kesehatan atau psikologi, namun tetap dalam ranah ilmu komputer. Misalnya penelitian face recognition untuk mengetahui emosi manusia dari foto wajah, atau penelitian mengenai kanker yang dilakukan menggunakan citra atau gambar kanker. Dua hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan algoritma deep learning,” ujar Dewi.
Dewi pun memberi pesan penting bahwa seorang peneliti harus banyak membaca untuk menemukan ide penelitian.
“Siklus penelitian dimulai dari membaca, sebab dengan membaca jurnal atau penelitian orang lain, maka akan muncul ide dan kebaruan penelitian yang belum dilakukan oleh peneliti lain,” katanya.