Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma menggelar aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma meninggalkan lokasi aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma membawa poster saat aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma menggelar aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma menggelar aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma meninggalkan lokasi aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma menggelar aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pedagang Teras Malioboro 2 yang tergabung dalam Paguyuban Tri Dharma menggelar aksi di komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis (14/12/2023). Pada aksi ini mereka menuntut Pemda DIY untuk membuka dialog dan berperan aktif dalam mencari solusi atas kondisi Teras Malioboro 2 sebelum opsi relokasi. Pedagang mengeluhkan anjloknya pendapatan yang berimbas pada turunnya kesejahteraan. Mereka juga meminta ke Pemda DIY untuk bisa berjualan kembali di selasar Malioboro seperti dahulu. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)