REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- PBB akan meluncurkan sebuah penyelidikan untuk menyelidiki personel badan tersebut yang terbunuh dan kerusakan pada fasilitas-fasilitasnya setelah konflik di Jalur Gaza berakhir, seorang pejabat mengatakan pada hari Rabu (13/12/2023).
"Kami telah melihat laporan-laporan mengenai sebuah sekolah UNRWA (Badan Pengungsi Palestina) yang dihancurkan," kata juru bicara Stephane Dujarric kepada para wartawan, dilansir Anadolu Agency, Kamis (14/12/2023).
Menurut Dujarric, perlu ada dewan penyelidikan dari PBB untuk melihat kerugian harta benda dan hilangnya nyawa warga PBB. "Setelah konflik, perlu ada dewan penyelidikan dari PBB untuk melihat kerugian harta benda dan hilangnya nyawa anggota PBB. Namun hal tersebut hanya dapat dilakukan setelah konflik berakhir," katanya.
Pernyataannya muncul satu hari setelah kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa ia melihat video-video yang menunjukkan sebuah sekolah milik badan PBB tersebut diledakkan di Gaza utara.
"Ini keterlaluan," kata Lazzarini, yang menambahkan bahwa semua fasilitas umum, termasuk rumah sakit dan sekolah PBB, dilindungi oleh hukum internasional.
Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, memberlakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Setidaknya 18.608 warga Palestina telah terbunuh dan 50.594 lainnya terluka dalam serangan Israel, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Jumlah korban tewas resmi Israel dalam insiden penerobosan Hamas, yang diduga dari serangan tentara Israel mencapai 1.200 orang, sementara sekitar 139 sandera dibawa Hamas ke wilayah Gaza dan masih berada dalam tahanan, menurut angka resmi.