Kamis 14 Dec 2023 23:37 WIB

Dampak Sentimen Perang Gaza, Masjid di Jerman Terima Surat Ancaman Rasis

Islamofobia di Jerman meningkat seiring sentimen Perang Gaza

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Bendera Jerman. Islamofobia di Jerman meningkat seiring sentimen Perang Gaza
Foto: chaldean.org
Bendera Jerman. Islamofobia di Jerman meningkat seiring sentimen Perang Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN — Kelompok Muslim DITIB  di Jerman, mengatakan, propaganda oleh politisi sayap kanan dan liputan media yang bias tentang perang Israel di Gaza telah memicu sentimen anti-Muslim di Jerman. Akibatnya,  sebuah masjid di kota Munster, di Jerman barat, menerima surat ancaman dan rasis.

Menurut seorang pejabat agama di masjid tersebut, surat ancaman datang pada hari Rabu ke Masjid Pusat Munster, yang berafiliasi dengan kelompok payung Turki-Muslim DITIB. Surat itu berisi penghinaan terhadap Muslim dan migran.

Baca Juga

“Itu juga berisi komentar rasis, termasuk Jerman untuk orang Jerman, orang asing keluar,” ujar pejabat tersebut dilansir dari TRT World, Kamis (14/12/2023).

Kepala Asosiasi Masjid Pusat Munster, Fettah Cavus, mengatakan bahwa sayangnya, permusuhan terhadap orang asing dan Muslim sedang meningkat di Jerman. Komunitas muslim, juga menuntut agar pelaku ditangkap dan dibawa ke pengadilan.

Namun tampaknya, kebencian terhadap muslim di Jerman telah ada sejak beberapa dekade yang lalu, bukan hanya sejak meletusnya perang Hamas-Israel. Hal ini pernah diungkapkan oleh seorang aktivis hak-hak sipil Jerman, Taner Aksoy pada 2017 lalu.

Saat itu, Aksoy mengatakan, bahwa sentimen anti-Muslim telah memiliki sejarah panjang di Jerman, tetapi menjadi semakin keras karena faktor eksternal dan kampanye xenofobia sayap kanan negara itu.

“Rasisme anti-Muslim tidak muncul secara tiba-tiba (semalam). Sebaliknya, sebuah transformasi telah terjadi dalam perdebatan tentang migran. Setelah pergantian milenium, debat nasional bergeser dari isu etnis ke agama. Orang Turki dan Arab sekarang dipandang sebagai Muslim. Selama beberapa tahun terakhir, sikap anti-Islam telah muncul di seluruh dunia, diperkuat oleh peristiwa global tertentu, serangan yang dilakukan atas nama Islam, penggambaran negatif Islam di media, kebangkitan gerakan "sayap kanan baru" di seluruh Jerman, kampanye anti-Muslim telah turun ke jalan dan semua ini memberi makan Islamofobia di Jerman,” kata dia.

Baca juga: Tiba-Tiba Terbangun Tengah Malam dan Ingin Meneruskan Tidur, Baca Doa Rasulullah SAW Ini

Muslim lanjutnya, dibingkai dalam stereotip seperti "teroris" dan "tidak beradab." Dan Islam didefinisikan sebagai ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Barat. 

“Partai-partai populis konservatif dan sayap kanan memicu narasi ini. Misalnya, setelah serangan di Madrid pada 2004, masjid-masjid ditempatkan di bawah pengawasan di Jerman meskipun serangan itu tidak memiliki hubungan dengan mereka,” terang Aksoy.

 

Sumber: trtworld, trtworld  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement