Jumat 15 Dec 2023 13:55 WIB

Microsoft Sepakati Kontrak Serikat Pekerja Soal AI, Ini Isi Perjanjiannya

Perjanjian itu membuka peluang pekerja tentang cara mereka menerapkan teknologi AI.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Microsoft dilaporkan telah menyetujui kesepakatan kontrak serikat pekerja yang mengatur penggunaan kecerdasan buatan (AI).
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Microsoft dilaporkan telah menyetujui kesepakatan kontrak serikat pekerja yang mengatur penggunaan kecerdasan buatan (AI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Microsoft dilaporkan telah menyetujui kesepakatan kontrak serikat pekerja yang mengatur penggunaan kecerdasan buatan (AI). Hal ini bisa menciptakan peluang bagi pekerja tentang cara mereka menerapkan teknologi tersebut.

Menurut laporan di Bloomberg, sebagai bagian dari negosiasi dengan Communications Workers of America (CWA), Microsoft telah mencapai kesepakatan tentatif mengenai artikel AI untuk dimasukkan dalam kontrak yang mencakup ratusan staf di studio video game Microsoft, ZeniMax. Ini adalah perundingan bersama Amerika yang pertama dalam sejarah perusahaan tersebut.

Baca Juga

Perjanjian perundingan bersama umumnya mencakup prosedur pengaduan yang dapat diajukan ketika salah satu pihak yakin pihak lain telah melanggar ketentuan, yang dapat mencakup peningkatan permasalahan ke mediasi atau arbitrase.

Kesepakatan tersebut menggabungkan enam prinsip AI yang diumumkan Microsoft sebelumnya, yang mengikat perusahaan untuk memastikan sistem “memperlakukan semua orang dengan adil” dan “memberdayakan semua orang dan melibatkan orang-orang.”

Apa isi perjanjian baru ini?

Dalam perjanjian baru tersebut, Microsoft dilaporkan berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip AI di seluruh teknologi AI. Tujuannya untuk membantu karyawan mencapai produktivitas, pertumbuhan, dan kepuasan yang lebih besar dalam pekerjaan yang mereka lakukan.

“Tujuannya adalah untuk memastikan alat dan teknologi memberikan manfaat dan bukan merugikan pekerja,” demikian menurut bahasa kontrak, seperti dilansir dari Gadgetsnow, Jumat (15/12/2023).

Kontrak tersebut juga mewajibkan Microsoft untuk menginformasikan kepada serikat pekerja terkait waktu penerapan AI atau otomatisasi lainnya “dapat berdampak pada pekerjaan yang dilakukan” oleh anggota serikat pekerja. Ini terlebih jika diminta untuk bernegosiasi mengenai dampaknya terhadap karyawan.

Sebelumnya Microsoft menyebut produk AI-nya sebagai kopilot, bertujuan untuk menyampaikan bahwa itu akan berdampingan dengan karyawan, bukan menggantikan mereka. Namun, para eksekutif Microsoft mengakui bahwa penerapan yang lebih luas dari alat-alat ini dan jenis alat AI lainnya akan mengubah pekerjaan masyarakat dan mungkin memiliki dampak yang lebih luas terhadap tenaga kerja. 

"Dengan adanya teknologi baru ini, penting bagi kami untuk memastikan bahwa tidak ada pengurangan apa pun dalam apa yang telah diperjuangkan serikat pekerja selama bertahun-tahun,” kata Presiden CWA Claude Cummings Jr. dalam sebuah wawancara. 

Teknologi mungkin berubah, tapi apa yang diperjuangkan oleh serikat pekerja belum berubah.

Microsoft memiliki sejarah dengan ZeniMax. Pada tahun 2022, ketika perusahaan tersebut meminta persetujuan peraturan untuk membeli Activision Blizzard Inc, kesepakatan game terbesarnya, Microsoft mengumumkan serangkaian prinsip baru. Hal itu termasuk komitmen terhadap “pendekatan kolaboratif yang akan mempermudah” pekerja untuk memilih berserikat. Kemudian ketika para pekerja ZeniMax berusaha untuk berserikat, Microsoft tetap bersikap netral dibandingkan menentang upaya mereka.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement