Jumat 15 Dec 2023 13:48 WIB

Tren Tahu Hoheng Cocol Bubuk Cabai, Dokter Peringatkan Risiko Kanker Ini

Inilah tren memakan tahu yang langsung disantap setelah diangkat dari minyak panas.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Tahu goreng (ilustrasi). Tren hahu goreng menunjukkan cara memakan tahu goreng langsung panas-panas karena baru diambil dari penggorengan.
Foto: Dok. Freepik
Tahu goreng (ilustrasi). Tren hahu goreng menunjukkan cara memakan tahu goreng langsung panas-panas karena baru diambil dari penggorengan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren memakan tahu yang dikonsumsi langsung setelah diangkat dari minyak panas atau disebut 'hahu hoheng', masih ramai ditemukan di media sosial. Tren ini menunjukkan cara memakan tahu goreng langsung panas-panas karena baru diambil dari penggorengan.

Sebelum dimakan, tahu yang dibentuk tipis-tipis itu harus terlebih dulu dibaluri atau dicocol bubuk cabai. Cara mengambil tahunya bisa dengan menggunakan sumpit.

Baca Juga

Dokter Nadia Alaydrus sekaligus pemengaruh kesehatan mengatakan tren ini sebenarnya berbahaya. Ada banyak risiko yang mengintai, termasuk kanker.

"Yang pertama adalah luka bakar pada area lidah dan rongga mulut karena itu bisa membuat melepuh, lidah terbakar dan bisa menimbulkan sariawan dan tidak nyaman," kata dokter Nadia dalam kontennya di Instagram, dikutip Jumat (15/12/2023).

Selain itu, bisa meningkatkan risiko kanker kerongkongam atau esofagus. Sebab akibat paparan suhu terlalu tinggi bisa merusak saluran pencernaan bagian atas.

Paparan itu dari rongga mulut yang turun ke kerongkongan. Hal itu bisa menyebabkan inflamasi yang memicu terjadinya kanker.

Menurut sebuah penelitian, kata dr Nadia, makanan dengan suhu tinggi berhubungan positif dengan kejadian karsinoma sel squamosa di eaofagus di bagian China Barat Laut. Kemudian juga bisa menyebabkan kerusakan gigi. "Karena makanan panas itu melemahkan enamel gigi, enamel itu lapisan terluar dari gigi," ujarnya.

Memang betul, kata dia, makanan bisa lebih enak ketika disantap saat masih hangat. Terlebih menikmatinya ketika cuaca atau sedang musim dingin. Hanya saja, bukan berarti langsung dimakan panas-panas setelah dianggap dari minyak panas. Sejumlah warganet mengapresiasi kontem eduksi tersebut. "Akhirnya ada yang bahas," tulis @Mu** di TikTok.

"Mungkin yang makan tahu hoheng lihat mukbang di China Korea, di sana daerah dingin, rasa panasnya gak terlalu kerasa, bener gak sih," tulis yang lain. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement