Jumat 15 Dec 2023 15:49 WIB

Waspada Long Flu: Penelitian Tunjukkan Influenza Sebabkan Gejala yang Bertahan Lama

Efek jangka panjang sama pentingnya dengan fase akut flu.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi influenza. Waspadai Long flu.
Foto: www.freepik.com.
Ilustrasi influenza. Waspadai Long flu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa tidak hanya Covid-19, tetapi virus flu juga dapat menyebabkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan. Temuan baru ini diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases.

Kepala penelitian dan pengembangan di VA St Louis Health Care System dan ahli epidemiologi klinis di Washington University di St Louis, dr Ziyad Al-Aly mengatakan paradigma seputar infeksi virus sedang berubah. Dia menyatakan bahwa kita perlu memperhitungkan efek jangka panjang dari infeksi, bukan hanya fase akutnya.

Baca Juga

“Fase akut ibarat puncak gunung es. Orang yang terkena infeksi ini mungkin memerlukan perhatian setelah fase akut,” kata dr Al-Aly, dilansir NBC News, Jumat (15/12/2023).

Untuk menyelidiki dampak jangka panjang dari Covid dan flu, para peneliti menggunakan data dari Departemen Urusan Veteran AS. Mereka menganalisis catatan 81.280 veteran yang dirawat di rumah sakit karena Covid antara Maret 2020 dan Juni 2022, serta 10.985 orang yang dirawat di rumah sakit karena flu dari Oktober 2015 hingga Februari 2019. Mayoritas pasien adalah laki-laki dengan usia rata-rata sekitar 71 tahun.

Dalam 18 bulan setelah terinfeksi, kedua kelompok tersebut mengalami peningkatan risiko kematian, masuk kembali ke rumah sakit, dan masalah kesehatan melibatkan organ seperti jantung, ginjal, otak, dan sistem pencernaan. Pasien Covid-19 lebih mungkin mengalami masalah jangka panjang pada beberapa sistem organ secara bersamaan, sementara pasien flu cenderung mengalami gejala yang lebih berhubungan dengan paru-paru.

Meskipun flu juga dapat menyebabkan gejala jangka panjang, penelitian menunjukkan bahwa penyakit yang disebabkan oleh covid lebih parah, dengan tingkat kematian yang lebih tinggi dan dampak yang lebih signifikan pada berbagai organ tubuh. Masalah paru-paru setelah sembuh dari flu dapat mencakup batuk berbulan-bulan dan sesak napas parah akibat peradangan dan jaringan parut di dalam paru-paru.

Para peneliti menyadari bahwa temuan mereka lebih berlaku pada pasien yang cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit, dan belum dapat sepenuhnya mencakup masyarakat umum. Studi ini juga membawa fokus pada konsep bahwa penyakit akibat virus dapat memicu sindrom gejala yang bertahan lama, seperti yang terlihat pada Long Covid.

Profesor kedokteran di Universitas Vanderbilt, dr Todd Rice menunjukkan bahwa sindrom serupa juga terlihat pada pasien yang terinfeksi virus pernafasan lainnya. Asisten profesor anestesiologi di Universitas Johns Hopkins, Anita Gupta menyambut baik penelitian ini dan menyatakan bahwa masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk memahami sepenuhnya dampak jangka panjang dari infeksi virus. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement