Jumat 15 Dec 2023 19:07 WIB

Polda Periksa Dua Pegawai BKSDA Sumbar Terkait Insiden Marapi

Polda Sumbar juga turut memanggil pihak PVMBG.

Red: Agus raharjo
Tim gabungan mengangkat jenazah korban erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (5/12/2023). Data SAR Padang menyatakan sebanyak delapan jenazah pendaki berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar di Bukittinggi untuk diidentifikasi.
Foto: EPA-EFE/GIVO ALP
Tim gabungan mengangkat jenazah korban erupsi Gunung Marapi di Nagari Batu Plano, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (5/12/2023). Data SAR Padang menyatakan sebanyak delapan jenazah pendaki berhasil dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Dr Achmad Mochtar di Bukittinggi untuk diidentifikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Sumbar) telah memeriksa dua pegawai dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar. Pemeriksaan ini terkait aktivitas pendakian Gunung Marapi yang mengalami erupsi pada Ahad (3/12/2023), hingga akhirnya menelan korban jiwa.

Hal itu dibenarkan Kepala Bidang Humas Polda Sumbar Kombes Pol Dwi Sulistyawan ketika dikonfirmasi di Padang, Jumat (15/12/2023). "Memang benar dua orang dari pihak BKSDA telah hadir memenuhi dan menjalani pemeriksaan di Polda Sumbar," katanya.

Baca Juga

Ia mengatakan pemeriksaan terhadap dua orang itu masih seputar tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dan standar operasional prosedur (SOP) aktivitas pendakian di Marapi.

Selain pihak BKSDA Sumbar, sebenarnya Polda Sumbar juga turut memanggil pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk diperiksa.

Hanya saja yang bersangkutan tidak bisa hadir dan mengirimkan surat permohonan penundaan pemeriksaan ke pihak Polda Sumbar pada 20 Desember mendatang. Dwi mengatakan pada tahap awal pemeriksaan itu pihaknya memang masih berfokus kepada BKSDA dan PVBMG.

"Sekarang fokus ke BKSDA dan PVBMG, setelahnya nanti baru diperluas kepada para korban (pendaki yang selamat) dan saksi lain yang diperlukan," tegasnya.

Ia menjelaskan pemeriksaan tersebut dilakukan pihaknya untuk membuat terang peristiwa yang dilaporkan telah menelan 23 korban jiwa itu. "Dengan adanya kejadian erupsi hingga kemudian menimbulkan korban jiwa, tentu instansi yang bertanggung jawab perlu dimintai keterangan," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement