Jumat 15 Dec 2023 19:48 WIB

Aisyiyah Duga Maraknya Bunuh Diri dan KDRT Akibat Kerapuhan Nilai Spiritualitas

Keluarga harus jadi tempat menanamkan nilai agama sejak dini.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Bunuh diri (ilustrasi)
Foto: factretriever
Bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Salmah Orbaniyah, mengatakan fenomena bunuh diri dan kekerasan dalam rumah tangga karena mulai rapuhnya nilai spiritualitas di dalam keluarga. Salmah menyebut masalah di dalam keluarga kerap dimulai dari ketidakharmonisan hubungan suami dengan istri, orang dengan dengan anak dan sebaliknya.

Sehingga ketika ada persoalan, dengan mudah melakukan tindakan kekerasan dan parahnya sampai rela membunuh anggota keluarganya sendiri. "Ini terjadi karena kerapuhan nilai-nilai spiritualitas dan buruknya komunikasi antar anggota keluarga," kata Salmah, kepada Republika.co.id, Jumat (15/12/2023).

Baca Juga

Salmah menyebut di era modern saat ini manusia lebih dekat dengan gawai dan sosial media. Hal itu mengakibatkan relasi antaranggota keluarga jadi tidak berjalan dengan baik.

Orang tua jadi punya jarak dengan anaknya sendiri karena tidak menyisihkan waktu bercengkrama dengan anak. Sehingga, ketika ada anggota keluarga mengalami masalah, mereka tidak nyaman bercerita di tengah-tengah keluarga sehingga mencari jalan pintas di luar sana. Seperti nekat bunuh diri.

Selain itu, menurut Salmah, faktor ekonomi juga turut menjadi pemicu persoalan di dalam keluarga. Misalkan di dalam suatu keluarga, yang bekerja adalah istri. Lalu suami yang di rumah untuk mengurus anak-anak.

"Lalu bila penghasilan si istri tidak cukup, atau cemburu, istri sering jadi sasaran kekerasan. Padahal mereka harus saling dukung demi perjalanan rumah tangga mereka jauh dari terpaan masalah," tegas Salmah.

Salmah berfikir agar fenomena bunuh diri, pembunuhan di dalam keluarga ini tidak terjadi lagi, para orang tua harus mengembalikan fungsi keluarga sebagaimana mestinya. Yakni menjadi tempat penanaman nilai-nilai agama sejak dini dan mengajarkan sopan santun serta etika dalam kehidupan sosial. Sehingga setiap anggota keluarga tidak merasa hampa ketika diterpa masalah.

"Jangan lupa, orang tua harus menjadi contoh. Jangan hanya menuntut anak berbuat baik, menuntut anak untuk shalat. Tapi orang tua harus lebih dulu melakukan dan memberi contoh," kata Salmah menambahkan.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement