REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Anak Konsultan Neonatologi yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Rinawati Rohsiswatmo menepis stigma anak yang terlahir prematur cenderung bodoh.
"Tidak benar kalau ada stigma bayi prematur bodoh, tidak benar juga kalau ada yang bilang (anak prematur) yang pintar, jadi pintar banget. Yang paling penting itu otaknya harus tetap sempurna, walaupun terlahir kecil harus kita sempurnakan," kata Rinawati pada temu media memperingati Hari Prematur Sedunia di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, Jumat (15/12/2023).
Namun, ia membenarkan bayi yang lahir prematur cenderung sakit-sakitan. Untuk itu, perlu pencegahan sejak dini dengan menjaga kesehatan ibu sejak sebelum kehamilan.
"Karena dia terlahir dalam kondisi yang sedang dalam penyempurnaan, bayi prematur faktor kekebalannya lebih rendah. Kita bisa menyiasati, bisa mengembangkan metode kanguru," ujarnya.
Rina menjelaskan metode kanguru adalah cara terbaik untuk memberikan kenyamanan pada bayi prematur, dengan memberikan sesuatu yang membuatnya merasa hangat melalui kontak kulit ke kulit antara anak dan orang tua.
"Bayangkan kalau misalnya bayi itu diletakkan di inkubator sendirian, walaupun terang, tapi kosong tidak ada siapa-siapa, dia akan ketakutan dan kebingungan. Jadi, secara keilmuan, kalau ada rasa positif dari ibu akan memicu endorfin," ucapnya.
Di usia kandungan 26-36 minggu...