Jumat 15 Dec 2023 22:10 WIB

Mudik Nataru Naik Pesawat Hindari Tanggal-Tanggal Ini

Puncak arus mudik penerbangan Nataru 23 Desember 2023 dan arus balik 2 Januari 2024. 

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Calon penumpang berjalan menuju pintu keberangkatan pesawat di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (20/4/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Calon penumpang berjalan menuju pintu keberangkatan pesawat di Terminal 3 Bandara Sekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (20/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia memproyeksikan akan terjadi peningkatan trafik penerbangan. Khususnya pada masa libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 (Nataru). 

Kepala Sub Divisi Pengendalian Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan AirNav Indonesia, Syahrial menyampaikan puncak arus mudik penerbangan pada Nataru diprediksi akan terjadi pada 23 Desember 2023. Lalu puncak arus balik akan terjadi pada 2 Januari 2024. 

Baca Juga

"Puncak dari momen Nataru akan terjadi kenaikan 120 peraen dibandingkan dengan tahun lalu. Kemudian di arus balik tanggal 2 Januari 2024 naik 127 persen dibandingkan tahun lalu," kata Syahrial dalam konferensi pers di Kantor Pusat AirNav Indonesia, Tangerang, Jumat (15/12/2023).

Pada puncak arus mudik Nataru 23 Desember 2023, proyeksi total pergerakan baik landing maupun take off sebanyak 5.076 pergerakan. Sementara saat puncak arus balik, diproyeksikan sebanyak 4.721 pergerakan. 

Dalam pernyataan terpisah, Direktur Utama Airnav Indonesia Polana B Pramesti menyatakan pihaknya sudah sudah siap melayani trafik penerbangan saat Nataru 2023/2024. Begitu juga keseluruhan personel dan fasilitas pelayanan navigasi penerbangan untuk menjaga kelancaran dan keselamatan penerbangan selama masa Nataru.

Pemeriksaan harian akan dilakukan untuk kesiapan Fasilitas dan SDM navigasi penerbangan, kesiapan data dan informasi penerbangan, fleksibilitas Slot penerbangan, serta kesiapan prosedur emergency atau tanggap darurat bencana seperti cuaca buruk dan gunung meletus. Polana menegaskan, para petugas di Posko akan mencatat dan melaporkan kejadian-kejadian signifikan, rekapitulasi data penerbangan, laporan operasional seperti NOTAM (notice to Airmen), ASHTAM (gunung meletus), PIREP (laporan pilot), dan insiden keselamatan penerbangan lainnya. 

"Laporan ini akan kami evaluasi setiap harinya untuk meningkatkan kelancaran dan keselamatan penerbangan," ujar Polana dalam pernyataan tertulisnya. 

Polana menambahkan bahwa, masyarakat kini bisa memantau informasi penerbangan dan kondisi cuaca di sepanjang rute penerbangan maupun bandar udara tujuan. Hal itu dapat dilakukan melalui aplikasi digital peta penerbangan yang merupakan hasil inovasi AirNav Indonesia bernama Nav-earth melalui laman pia.airnavindonesia.co.id/navearth.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement