REPUBLIKA.CO.ID, JAKRTA -- Di tahun ke-25nya PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), menekankan komitmen berkelanjutan dalam memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan, serta dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat luas. Selama 25 tahun berdiri Buma memegang teguh prinsip ESG untuk membangun industri pertambangan berkelanjutan.
Presiden Direktur BUMA Indra Kanoena mengisahkan, Buma dimulai sebagai perusahaan sub-kontraktor pertambangan pada tahun 1998, lalu berkembang menjadi perusahaan jasa penambangan yang kemudian diakuisisi oleh Delta Dunia Group pada tahun 2009. Sejak akuisisi BUMA Australia pada tahun 2021, buku pesanan BUMA Australia meningkat empat kali lipat, mendorong kinerja perusahaan lebih lanjut.
“Dengan riwayat hubungan pelanggan yang solid dan jangka panjang dengan perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia dan Australia, BUMA didukung oleh lebih dari 16 ribu karyawan dan telah berhasil memegang pangsa pasar kedua di sektor pertambangan Indonesia dan kontraktor kelas satu di Australia,” kata Indra dalam siaran pers.
BUMA menyediakan rangkaian layanan pertambangan yang komprehensif dengan pendekatan dari hulu ke hilir, mencakup pembongkaran lapisan tanah penutup, penambangan batu bara, pengangkutan, dan rehabilitasi tambang. BUMA mengelola operasi tambang yang kompleks dan menantang, termasuk di pulau-pulau kecil, serta menyelesaikan masalah teknis seperti penanganan rembesan air laut, penanganan lumpur, antisipasi potensi dan penanganan geotechnical dan gelombang pasang air laut.
Perusahaan juga berkomitmen dalam menerapkan inovasi teknologi di sektor pertambangan dan menggerakkan proyek perbaikan berkelanjutan. Salah satu inovasi BUMA adalah integrasi sistem manajemen armada (fleet management system) terkini guna optimalisasi operasional tambang serta penerapan teknologi algoritma machine learning yang mampu memprediksi potensi kerusakan komponen pada alat-alat berat, yang dikenal sebagai Predictive Maintenance (PdM).
“Di BUMA, kami menyadari pentingnya inovasi dalam meningkatkan produktivitas, mendorong efisiensi dan keberlanjutan operasional. Penerapan teknologi ini sekaligus menjadi bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan,” ujarnya.
Selama sembilan bulan di 2023, BUMA telah berhasil memecahkan rekor pendapatan sebesar 1,363 miliar dolar AS dengan EBITDA 308 juta dolar AS, yang menghasilkan keuntungan bersih sebesar 30 juta dolar AS. Pada periode yang sama, BUMA menunjukkan arus kas operasional perusahaan melonjak menjadi 237 juta dolar AS.
Pada 4-8 Desember 2023, perusahaan membuka masa Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023, yang sekaligus merupakan strategi diversifikasi perusahaan dalam memperluas opsi pembiayaan yang sebelumnya terdiri dari Obligasi, Pinjaman Bank Konvensional dan Syariah, serta skema pembiayaan Leasing yang semuanya dalam mata uang dollar AS.
Direktur BUMA, Silfanny Bahar, mengatakan bangga telah memasuki pasar Indonesia melalui inisiatif Penawaran Umum Obligasi I BUMA Tahun 2023. Langkah strategis ini merupakan tonggak bersejarah BUMA sekaligus mempertegas kredibilitas sebagai perusahaan jasa pertambangan di Indonesia dan Australia.
BUMA memiliki komitmen terhadap ESG dan mendukung inisiatif pemerintah untuk mencapai target Indonesia bebas emisi pada 2050, seperti yang ditetapkan dalam strategi dan framework perusahaan induk BUMA, Delta Dunia Group. Komitmen terhadap ESG ini juga terefleksi dalam strategi diversifikasi bisnis perusahaan ke komoditas rendah karbon seperti batu bara metalurgi serta program perusahaan untuk mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi di area operasional BUMA.