REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Water Credit, inisiatif pembiayaan oleh lembaga keuangan kepada Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) dinilai mampu membuka akses warga terhadap air minum dan sanitasi.
Team Lead Partnership Account Water.org Indonesia Rachmad Hidayad menyatakan water credit dimaksudkan untuk meningkatkan cakupan dan kualitas layanan akses air minum dan sanitasi di wilayah pelayanan.
"Skema water credit dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air minum dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terhenti apabila donasinya tidak berlanjut," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Program tersebut, tambahnya, menekankan kontribusi masyarakat secara langsung dalam penyediaan akses air minum dan sanitasi, agar muncul rasa kepemilikan dan tanggung jawab.
Menurut Rahmad melalui skema water credit ini, terbuka peluang bagi lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan sektor air dan sanitasi.
Inisiatif water credit, lanjutnya, diharapkan tidak hanya dapat menjangkau lebih banyak masyarakat untuk mendapatkan akses air minum dan sanitasi, tetapi juga dapat secara langsung memberdayakan penerimanya dan menjaga keberlanjutan fasilitas terbangun.
Dia mencontohkan salah satu keberhasilan program water credit di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang difasilitasi produsen air minum dalam kemasan dan Water.org Indonesia, Bank UMKM Jawa Timur menjadi lembaga yang turut mengembangkan program tersebut.
Sejak tahun 2018, program ini telah menyalurkan 123 pinjaman kepada lebih dari 100 KSPAMS di Jawa Timur, dan hingga tahun 2023, total dana yang disalurkan mencapai Rp 5,5 miliar.
Pendanaan tersebut berhasil menambah sekitar 1.500 Sambungan Rumah (SR) yang dapat memenuhi kebutuhan air setidaknya bagi enam ribu jiwa.
Pengurus KSPAMS Handarbeni Desa Puhkerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur Kasio menambahkan waktu baru dibentuk pada 2015 hanya memiliki 80 Sambungan Rumah (SR), sekarang sudah melayani lebih dari 533 rumah tangga.
"Salah satu faktor pendorong adalah water credit dari Bank UMKM Jawa Timur. Melalui kucuran dana tersebut, kami berhasil melakukan penambahan sekitar 150-an SR," katanya.
Selain memberikan dampak langsung ke masyarakat, terutama dalam meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, lanjutnya, dampak tidak langsung program water credit adalah meningkatnya produktivitas dan penghasilan warga.
Banyak warga yang membuka jasa usaha laundry, bengkel, atau pabrik batako. Pemilik warung juga lebih produktif karena tidak perlu menutup warung dikarenakan harus mengambil air dari lokasi yang terlalu jauh.
Perluasan cakupan layanan ini juga menambah jumlah petani dan peternak, antara lain ternak kambing dan ayam, maupun sekadar memanfaatkan halaman rumah untuk menanam sayuran.
Dengan semua kemudahan tersebut, pelanggan kini hanya membayar Rp1.000/m3 atau hanya Rp15.000-Rp 20.000 per bulan. Jika dibandingkan warga yang tidak menggunakan layanan SPAM, dimana mereka mengeluarkan biaya Rp100.000 per bulan untuk membeli air galon, maka ada penghematan yang signifikan.
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo menyatakan pihaknya berkomitmen untuk senantiasa menyediakan air minum berkualitas untuk mendukung kesehatan sekaligus memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan di Indonesia.
Upaya perusahaan dalam meningkatkan akses air minum, sanitasi dan penyehatan lingkungan diwujudkan melalui program WASH (Water Access, Sanitation and Hygiene).
Hingga saat ini, program kolaborasi Danone-AQUA dan Water.org melalui skema water credit telah memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung hingga lebih dari 230 ribu penerima manfaat.
Sementara total penerima manfaat untuk program WASH di seluruh Indonesia hingga saat ini telah mencapai 520 ribu orang.