Sabtu 16 Dec 2023 10:59 WIB

Guru di AS Ancam Penggal Siswa Muslim yang Kritik Bendera Israel di Kelas

Guru tersebut mengatakan siswa yang bersangkutan telah bersikap antisemit.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Massa menginjak bendera Israel, saat peringatan Hari Al Quds Internasionak di Baghdad, Irak, Jumat (14/4/2023).
Foto: REUTERS/Thaier Al-Sudani
Massa menginjak bendera Israel, saat peringatan Hari Al Quds Internasionak di Baghdad, Irak, Jumat (14/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GEORGIA -- Seorang guru sekolah menengah di Georgia, AS, ditangkap pekan lalu setelah para saksi mengatakan kepada pihak berwenang setempat bahwa guru itu mengancam akan memenggal kepala seorang siswa Muslim berusia 13 tahun.

Dilansir The Charlotte Observer, Sabtu (16/12/2023), siswa tersebut sebelumnya menyatakan bendera Israel di ruang kelasnya menyinggung perasaannya. Guru yang diketahui bernama Benjamin Reese, merupakan guru IPS kelas 7 di Sekolah Menengah Warner Robins di Houston County, Georgia, AS.

Baca Juga

Dia kemudian ditangkap pada 8 Desember setelah dia terdengar meneriaki seorang siswa. Saksi mata mengatakan mereka mendengar dia berkata, "....Aku akan menendangmu. Saya harus memenggalmu, ayo pergi," lapor afiliasi CBS lokal, WMAZ.

Menurut laporan insiden yang diajukan ke Kantor Sheriff Houston County, siswa tersebut ingin berbicara dengan Reese tentang bendera Israel itu. Rupanya Reese bertanya padanya apakah itu ada hubungannya dengan Yudaisme.

Lalu guru tersebut mengatakan kepada siswa itu, bahwa dia adalah seorang Yahudi dan memiliki keluarga yang tinggal di Israel. Siswa tersebut mengatakan dia menganggap bendera tersebut menyinggung karena Israel membunuh warga Palestina.

Guru tersebut mengatakan siswa yang bersangkutan telah bersikap antisemit. Para saksi mata mengatakan mereka mendengar guru itu berkata akan "menggorok lehernya dan menyeret (dia) ke luar dan memenggal kepalanya."

Saksi termasuk guru, anggota staf, dan siswa berada di area tersebut. Deputi di lokasi meninjau rekaman keamanan dan menemukan Reese berteriak mengejar siswa tersebut dan kembali ke ruang kelasnya. Jaminannya ditetapkan sebesar 2.500 dolar AS untuk dakwaan ancaman teroris dan 5.000 dolar AS untuk dakwaan kekejaman terhadap anak-anak.

Distrik sekolah mengeluarkan pernyataan mereka sedang menyelidiki dan akan merespons dengan tepat. Reese tidak berada di kampus sekolah tersebut sejak 7 Desember.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement