REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) tak bosan-bosannya bela Israel, Paman Sam yakin Israel tak pernah dengan sengaja melancarkan serangan untuk menargetkan para jurnalis di Jalur Gaza.
Hal itu disampaikan ketika seorang jurnalis foto media Aljazirah terbunuh akibat serangan udara Israel ke sebuah sekolah di Khan Younis di Gaza selatan.
“Kami masih belum mempunyai indikasi apa pun bahwa mereka (Israel) sengaja menargetkan jurnalis. Dalam konflik dinamis yang sedang berlangsung seperti ini, kita tidak akan menjadikan diri kita sendiri sebagai hakim dan juri atas setiap serangan udara dan setiap peristiwa kinetik yang terjadi di medan perang,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada awak media, Jumat (15/12/2023), dikutip Anadolu Agency.
Merespons kabar terbunuhnya jurnalis foto Aljazirah, Samer Abu Daqqa, oleh serangan Israel, Kirby menyampaikan belasungkawa. “Jurnalis harus bisa mempunyai kebebasan untuk meliput konflik di seluruh dunia. Tidak dapat diterima untuk dengan sengaja menargetkan mereka karena mereka melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya. Dan itu hanya sebuah prinsip yang akan terus kami patuhi, dan terus kami perjelas,” ujar Kirby.
Dia menambahkan, AS terus menekankan Israel agar perlunya berhati-hati dan tepat sasaran ketika melakukan serangan ke Gaza.
Samer Abu Daqqa terbunuh akibat serangan udara Israel ke sebuah sekolah di Khan Younis pada Jumat malam waktu setempat. Kematian Daqqa menambah daftar jurnalis yang meninggal oleh serangan Israel sejak dimulainya agresi ke Gaza pada 7 Oktober 2023.
Daqqa terbunuh ketika tengah melakukan peliputan bersama jurnalis lainnya di Sekolah Menengah Khusus Perempuan Khan Younis. Sekolah tersebut menampung warga Gaza yang mengungsi. Tanpa diduga, Israel meluncurkan serangan udara ke sekolah tersebut.
Menurut laporan kantor berita Palestina, WAFA, Daqqa mengalami pendarahan parah selama lima jam sebelum akhirnya meninggal. Petugas medis tak dapat menjemput dan mengevakuasinya ke rumah sakit karena Israel terus meluncurkan serangan ke Sekolah Menengah Khusus Perempuan Khan Younis dan daerah sekitarnya.
Serangan udara Israel turut melukai beberapa orang lainnya, termasuk petugas medis. Menurut the Committee to Protect Journalists (CPJ), sejauh ini sedikitnya 57 jurnalis di Gaza telah terbunuh sejak Israel mulai melancarkan agresi ke wilayah tersebut pada 7 Oktober 2023.