REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa penyerangan sekelompok orang tidak dikenal (OTK) ke Pondok Pesantren Darul Istiqamah di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pada Rabu (13/12/2023) lalu mendapat kecaman.
Pembina Yayasan Pesantren Ramah Anak KH Rakhmad Zailani Kiki menjelaskan, peristiwa tersebut membuat salah satu bangunan pondok pesanten terbakar dan melukai santri putra. Tak hanya itu, ada santriwati yang dilecehkan dengan ditarik kerudungnya saat sedang mengaji.
“Yayasan Pesantren Ramah Anak atau YPRA mengecam terjadinya peristiwa tersebut. Dan dari informasi yang kami dapat, peristiwa itu dilatarbelakangi oleh sengketa lahan pondok pesantren di antara ahli waris dengan pengasuh pondok pesantren. Sengketa lahan pondok pesantren ini memang sering terjadi di Indonesia karena ketidaktertiban legalitas yang idealnya lahan pondok pesantren berstatus wakaf, bukan milik pribadi untuk menghindari terjadinya sengketa lahan dengan ahli waris. Namun, jika terjadi sengketa pun, janganlah santri yang jadi korban,” ujar Pembina Yayasan Pesantren Ramah Anak, KH Rakhmad Zailani Kiki atau Kiai Kiki, dalam siaran persnya kepada Republika, Sabtu (16/12/2023).
Lebih lanjut, Kiai Kiki meminta kepada Kementerian Agama RI untuk terus melakukan intervensi agar pihak pondok pesantren menghentikan dulu proses pembelajaran, memulangkan dulu para santri ke rumahnya sampai sengketa lahan pondok pesantren diselesaikan dan semua pihak yang bersengketa dapat menerimanya. Dan yang lebih penting, santri yang luka dan mengalami kekerasan psikis sehingga mengalami trauma mendapatkan pendampingan psikologi untuk memulihkan kesehatan mental mereka.
“Yayasan Pesantren Ramah Anak mengapresiasi tindakan cepat polisi yang menangkap pelakunya, berharap polisi dapat menangkap dalangnya juga dan dalam penyelesaian hukumnya tetap mementingkan hak dan kemerdekaan anak-anak santri untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” ujar Kiai Kiki.
Aksi penyerangan ke Pondok Pesantren Darul Istiqamah terekam video hingga viral di media sosial. Dalam video beredar, tangis para santri pecah saat didatangi kelompok OTK yang menyerang pondok pesantren mereka. Beberapa santri terlihat meneriakan minta tolong sambil menghindari jendela.