Ahad 17 Dec 2023 19:08 WIB

Takut Terjadi Gempa Susulan, 463 Warga Kabupaten Bogor Mengungsi

Warga Bogor mengungsi pascagempa yang terjadi di Sukabumi.

KRL melintas dengan latar belakang Gunung Salak di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peningkatan gempa tersebut di atas empat kali kejadian per hari sehingga berpotensi menyebabkan gempa tektonik lokal.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
KRL melintas dengan latar belakang Gunung Salak di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Salak yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peningkatan gempa tersebut di atas empat kali kejadian per hari sehingga berpotensi menyebabkan gempa tektonik lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 463 warga Kabupaten Bogor memilih untuk mengungsi pascagempa M 4,6 Sukabumi yang terjadi, Kamis (14/12/2023). Hal ini mereka lakukan karena khawatir akan adanya gempa susulan yang masih dirasakan hingga Sabtu (16/12/2023) malam.

Komandan Kompi TRC BPBD Kabupaten Bogor, Hayat Danki melaporkan, hingga Sabtu malam, 228 jiwa mengungsi di lokasi pengungsian Desa Purwabakti, Kecamatan Pamijahan dan 235 jiwa di lokasi pengungsian Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Lokasi pengungsian tersebar di beberapa titik dekat pemukiman warga.

Hayat menjelaskan lokasi pengungsian aktif pada malam hari, sedangkan pada siang hari warga akan kembali ke rumah dan beraktivitas harian. "Pengungsian masih ada karena warga tiap malam masih khawatir. Tadi malam saja masih ada gempa susulan M2,1," jelas Hayat melalui sambungan telepon pada Ahad (17/12/2023).

Selain mendirikan tenda pengungsian, BPBD Kabupaten Bogor bersama dengan pihak terkait dan relawan membuka dapur umum untuk warga terdampak gempabumi M 4,6 Sukabumi. Terdapat dua titik dapur umum antara lain di kecamatan Pamijahan dikelola oleh Dinas Sosial Kabupaten Bogor, serta dapur umum di Kecamatan Leuwiliang dikelola mandiri oleh masyarakat.

BPBD Kabupaten Bogor juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor melalui Puskesmas setempat bersiaga di lokasi pengungsian jika ada warga yang membutuhkan bantuan kesehatan. "Hingga hari ini cuaca di wilayah pengungsian terpantau cerah, jadi kondisi di tenda masih aman untuk para pengungsi, belum ada keluhan kesehatan dari warga," terang Hayat.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat, kerugian materil berdasarkan data terkini per hari Minggu (17/12) pukul 11.00 WIB dampak gempabumi M 4,6 Sukabumi di Kabupaten Bogor antara lain 18 unit rumah rusak berat, 114 unit rumah rusak sedang, 444 unit rumah rusak ringan, 7 unit mushola dan 1 unit sekolah TK gterdampak. Sementara itu, di Kabupaten Sukabumi sebanyak 829 jiwa terdampak.

Dua puluh dua jiwa dibantu BPBD Kabupaten Sukabumi mengungsi ke rumah kerabat. Kerugian materil tercatat 30 unit rumah rusak berat, 74 unit rumah rusak sedang, 435 unit rumah rusak ringan, dan 1 unit tempat ibadah terdampak. Atas kejadian gempa bumi Sukabumi ini, Bupati Bogor menetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi, Tanah Longsor dan Angin Kencang dengan Nomor 300.2/32/Kep-TD/BPBD selama 16 hari TMT 12 Desember - 27 Desember 2023.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement