REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Bela Palestina kembali digelar di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, pada Ahad (17/12/2023). Ribuan massa dari Majelis Ormas Islam (MOI) terlihat mengikuti unjuk rasa yang dilakukan demi menunjukkan solidaritas kepada Muslim Palestina.
Salah satu orator, Ketua Majelis Syura Persatuan Umat Islam (PUI) Ahmad Heryawan, mengungkapkan, masyarakat Indonesia sepakat untuk membela Palestina."Inilah masyarakat Indonesia, sepakat seluruhnya untuk membela Palestina," ucap Aher melihat semangat peserta yang hadir.
Aher pun memimpin beberapa yel-yel yang ditujukan ke saudara-saudara di Palestina yang sedang dijajah oleh Zionis Israel. Terhitung sejak agresi 7 Oktober, sudah lebih dari 18 ribu korban jiwa dari warga Palestina di Gaza, yang sebagian besarnya merupakan anak-anak."Kita hadirkan yel-yel kita, sederhana, mudah dimengerti supaya langsung terbaca oleh masyarakat Palestina, tentu saja oleh orang-orang Yahudi di tanah jajahan Palestina, termasuk orang-orang Arab yang dekat yang masih diam saja," ujarnya.
Mantan Gubernur Jawa Barat ini pun mengapresiasi masyarakat Indonesia di sosial media yang aktif bersuara untuk Palestina dan mengganggu Zionis Israel dan sekutunya. Ia juga mengucapkan selamat berjuang."Selamat berjuang Brigade Julid Fisabilillah. Selamat berjuang Brigade Hasan bin Tsabit. Selamat berjuang Brigade TNI, Tentara Netizen Indonesia," ucap Aher."Sepanjang kemerdekaan Palestina belum diberikan kepada bangsa Palestina, maka kami bangsa Indonesia akan terus berdiri melawan Israel."
Ketua Umum Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) Ustaz Bachtiar Nasir mengingatkan sejuta lebih peserta yang hadir tentang senjata paling ampuh, paling kuat, paling hebat, dan pedang yang paling tajam yang dimiliki oleh setiap muslim, yaitu kalimat Laa Ilaaha Illallah."Inilah kalimat, inilah satu-satunya senjata yang paling ampuh, paling hebat, paling kuat. Inilah pedang yang paling tajam jika kalimat ini ada di dalam hati kita semua," ujarnya mengawali orasi.
Semua perbuatan dan perkataan, ujar Bachtiar, akan hancur, musnah, dan tidak akan abadi jika tidak dilengkapi dengan kalimat Laa Ilaaha Illallah. Inilah kalimat kemenangan yang tidak akan pernah buat kita mati. Pasukan penjajah Israel yang didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya untuk memborbardir rakyat Gaza, Palestina, memang mempunyai kekuatan pada materi dan keturunan. Gerakan boikot yang dilakukan masyarakat ibarat Ibrahim muda yang memenggal kepala berhala mereka.
"Dengan boikot kita, sama saja kita penggal kepala berhala mereka. Jika kita sudah hancurkan kepalanya, pasti mereka akan keok."
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah KH. Nashirul menyebutkan bahwa kehadiran sejuta massa aksi yang terdiri berbagai umur, asal wilayah, dan organisasi ini merupakan wujud panggilan keimanan, kewajiban kemanusiaan, dan amanah konstitusi untuk kemerdekaan Palestina. "Kehadiran kita di tempat ini adalah karena panggilan keimanan, kewajiban kemanusiaan, dan amanah konstitusi," ujarnya.
Nashirul juga mengingatkan bahwa perjuangan pembebasan Masjidil Aqsha dan kemerdekaan Palestina adalah perjuangan yang tanpa henti harus kita lakukan dengan berbagai bentuk, dari doa, donasi, diplomasi, dan aksi. "Perjuangan kita tanpa nanti, tanpa henti, tanpa batas hingga Masjidil Aqsha dibebaskan dan merdeka Palestina," tegas dia.