Senin 18 Dec 2023 02:00 WIB

Ini Kata Pakar Terkait Tren Suku Bunga Rendah

Suku bunga rendah justru dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi suku bunga.
Foto: Freepik
Ilustrasi suku bunga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perencana Keuangan dan Head Investment & Operation PINA Rista Zwestika mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Tingkat suku bunga rendah bisa menjadi salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Namun, penting untuk diingat bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh sejumlah variabel, dan suku bunga rendah hanyalah salah satunya," ujar Rista kepada Republika, Ahad (17/12/2023).

Baca Juga

Menurutnya, suku bunga rendah justru dapat mendukung pertumbuhan ekonomi. Pertama, suku bunga rendah dapat mendorong pengeluaran konsumen dan investasi.

"Konsumen cenderung lebih mungkin untuk meminjam dan menghabiskan uang ketika suku bunga rendah, dan perusahaan juga dapat memanfaatkan pinjaman murah untuk mendanai proyek investasi," ucapnya.

Kedua, suku bunga rendah membuat pinjaman dan kredit lebih terjangkau bagi individu dan perusahaan. Ini dapat meningkatkan akses ke modal dan mendorong aktivitas ekonomi.

Selanjutnya, suku bunga rendah dapat menyebabkan peningkatan nilai aset seperti saham dan properti, yang dapat meningkatkan kekayaan dan kepercayaan konsumen, yang pada gilirannya dapat mendorong pengeluaran konsumen. Tak hanya itu, suku bunga rendah juga dapat menyebabkan depresiasi mata uang, membuat barang dan jasa ekspor menjadi lebih terjangkau bagi pasar internasional.

"Ini dapat membantu meningkatkan ekspor dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Namun, perlu diingat bahwa suku bunga rendah juga dapat menyebabkan beberapa risiko," ujarnya.

Salah satu risikonya adalah pembentukan gelembung aset dan ketidakstabilan keuangan. Selain itu, efektivitas suku bunga rendah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dapat tergantung pada kondisi ekonomi global, kebijakan fiskal, dan faktor-faktor lainnya.

"Selalu penting untuk melihat proyeksi pertumbuhan ekonomi sebagai hasil dari interaksi kompleks antara berbagai faktor ekonomi, dan suku bunga rendah hanya salah satu elemennya. Kalau kita melihat ke Indonesia sendiri, Bank Dunia memproyeksi perekomonian Indonesia akan tumbuh di kisaran 4,9 persen pada tahun 2024-2026. Perkiraan terbaru Bank Dunia dirilis dalam laporan Indonesia Economic Prospect: Climate Action for Development edisi Desember 2023," terang Rista.

Proyeksi tersebut merupakan penurunan dari pertumbuhan ekonomi di sisa tahun 2023 yang diproyeksikan menyentuh 5,0 persen. Artinya meski Indonesia di proyesikan akan mencatat pertumbuhan yang kuat sepanjang periode, meskipun di satu sisi sedikit melambat seiring dengan melemahnya lonjakan komoditas.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement