REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowom menanggapi usulan kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang ingin format debat selanjutnya berkonsep town hall. Jelasnya, ia bersama Mahfud MD siap dengan format apapun yang diputuskan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Kalau modelnya di mana pun saya ikut saja. Model town hall oke, model panggung biasa oke, yang penting buat saya sebenarnya bukan tempatnya, debat gitu," ujar Ganjar lewat keterangannya, Ahad (17/12/2023).
Kendati demikian, ia memberikan catatan kepada KPU ihwal debat sesi pertama pada 12 Desember lalu. Menurutnya, debat sebelumnya memiliki keterbatasan bagi kontestan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 untuk saling bertanya dan menjawab.
"Debat itu, ya boleh sedikit tanya jawab agak sedikit ramai agar kita bisa masing-masing menyampaikan pikiran, bisa defend, bisa menunjukkan data, dan itu bisa berulang-ulang," ujar Ganjar.
"Kalau kemarin kan hanya dua kali (tanya jawab antarkontestan), maka ada yang pasti mengganjal kita pengin klarifikasi. Terutama kita hanya butuh publik mengatakan pada sikap ini, ya atau tidak," sambungnya.
Dosen Komunikasi Politik Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad, menyampaikan sejumlah catatannya terkait debat capres pertama yang berlangsung pada Selasa (12/12/2023) malam. Menurutnya, secara umum debat yang digelar KPU tersebut lebih baik dibanding debat Pemilu 2019.
Hanya saja ia menyayangkan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hanya menggelar debat sebanyak lima kali. Mestinya untuk satu sesi debat terdiri dari dua tema. "Debat itu maksimal satu sesi dua tema, jadi harusnya debat lebih dari 10 kali (debat) bukan lima kali," ungkapnya.
Dia juga mengomentari beberapa momen yang terjadi saat debat kemarin. Salah satunya momen saat capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menuding pertanyaan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang dinilai tendensius.
"Sebenarnya di dalam debat, pertanyaan tendensius itu wajar. Kalau enggak tendensius itu tidak bisa diklarifikasi. Ini jadi momen para capres mengklarifikasi," ujar Nyarwi.