Senin 18 Dec 2023 06:34 WIB

Ganjar Harap Format Debat Diisi Lebih Banyak Sesi Tanya Jawab

Ganjar nilai debat format buat kontestan terbatas untuk saling tanya jawab.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo
Foto: Republika/Thoudy Badai
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowom menanggapi usulan kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang ingin format debat selanjutnya berkonsep town hall. Jelasnya, ia bersama Mahfud MD siap dengan format apapun yang diputuskan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Kalau modelnya di mana pun saya ikut saja. Model town hall oke, model panggung biasa oke, yang penting buat saya sebenarnya bukan tempatnya, debat gitu," ujar Ganjar lewat keterangannya, Ahad (17/12/2023).

Baca Juga

Kendati demikian, ia memberikan catatan kepada KPU ihwal debat sesi pertama pada 12 Desember lalu. Menurutnya, debat sebelumnya memiliki keterbatasan bagi kontestan pemilihan presiden (Pilpres) 2024 untuk saling bertanya dan menjawab.

"Debat itu, ya boleh sedikit tanya jawab agak sedikit ramai agar kita bisa masing-masing menyampaikan pikiran, bisa defend, bisa menunjukkan data, dan itu bisa berulang-ulang," ujar Ganjar.

"Kalau kemarin kan hanya dua kali (tanya jawab antarkontestan), maka ada yang pasti mengganjal kita pengin klarifikasi. Terutama kita hanya butuh publik mengatakan pada sikap ini, ya atau tidak," sambungnya.

Dosen Komunikasi Politik Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad, menyampaikan sejumlah catatannya terkait debat capres pertama yang berlangsung pada Selasa (12/12/2023) malam. Menurutnya, secara umum debat yang digelar KPU tersebut lebih baik dibanding debat Pemilu 2019.

Hanya saja ia menyayangkan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hanya menggelar debat sebanyak lima kali. Mestinya untuk satu sesi debat terdiri dari dua tema. "Debat itu maksimal satu sesi dua tema, jadi harusnya debat lebih dari 10 kali (debat) bukan lima kali," ungkapnya.

Dia juga mengomentari beberapa momen yang terjadi saat debat kemarin. Salah satunya momen saat capres nomor urut 2 Prabowo Subianto menuding pertanyaan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo yang dinilai tendensius.

"Sebenarnya di dalam debat, pertanyaan tendensius itu wajar. Kalau enggak tendensius itu tidak bisa diklarifikasi. Ini jadi momen para capres mengklarifikasi," ujar Nyarwi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement