Senin 18 Dec 2023 11:09 WIB

Cuaca Panas Kembali Melanda Akibat Dry Spells, Ini Penyakit yang Perlu Diwaspadai

Dry spells merupakan periode kekeringan tanpa hujan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Warga beraktivitas saat cuaca panas di Jakarta (ilustrasi). BRIN mengungkapkan adanya kondisi dry spells atau periode kekeringan selama Desember. Ada beberapa penyakit mengintai selama periode itu.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga beraktivitas saat cuaca panas di Jakarta (ilustrasi). BRIN mengungkapkan adanya kondisi dry spells atau periode kekeringan selama Desember. Ada beberapa penyakit mengintai selama periode itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti klimatologi dan iklim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, mengungkapkan adanya kondisi yang dinamakan dry spells atau periode kekeringan tanpa hujan dalam beberapa hari terakhir. Hal ini terjadi selama Desember, seiring memuncaknya El Nino. 

Cuaca panas telah dirasakan sebagian masyarakat seperti di Bandung, Jawa Barat; dan DKI Jakarta. Masyarakat di wilayah tersebut lebih merasa gerah dibandingkan periode sebelumnya.

Baca Juga

"Kenapa ya Bandung makin panas, makin hareudang (gerah)?," kata seorang warga Bandung yang diterjemahkan dari bahasa Sunda, dikutip dari akun X @BaseBDG, Senin (18/12/2023).

Warga tersebut juga mengaku baru melakukan perjalanan kurang lebih dua kilometer dan bergurau bahwa itu terasa sangat panas, seakan membuat kulit menghitam lebih cepat. Apalagi jika melakukan perjalanan lebih jauh, mungkin tubuhnya tidak ada bedanya dengan oli bengkel.

Bukan hanya menimbulkan kegerahan, cuaca panas juga diketahui bisa menyebabkan terjadinya berbagai potensi penyakit yang dapat menyerang masyarakat. Karena itu, penting melakukan persiapan yang baik dan benar dalam menghadapi cuaca yang panas seperti saat ini.

Dikutip dari laman Kemkes.go.id, ada beberapa persiapan yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi cuaca panas seperti sekarang. Pertama, rutin minum dan tidak menunggu haus, menggunakan sunscreen minimal SPF 30, hingga meminimalisir kegiatan seperti olahraga dan bermain di luar ruangan.

Penyakit akibat cuaca panas

Berikut beberapa penyakit penyerta musim panas yang perlu diwaspadai:

1. Dehidrasi, heatstroke, dan iritasi kulit yang ditandai dengan kelelahan, kulit kering serta warna air kencing yang keruh. Menurut laman Kemenkes, untuk menghindari dehidrasi bisa dengan memperbanyak minum air. Kekurangan cairan tubuh menyebabkan mimisan, tubuh lemas, pusing dan mudah luka.

2. Sakit kepala sebelah (migrain) akibat terpapar panas matahari ataupun polusi yang berlebihan. Laman Kemenkes juga menyarankan gaya hidup sehat dengan tidur cukup dan teratur, olahraga teratur, pola makan sehat, membatasi kafein dan tidak mengonsumsi minuman keras. Kenali dan hindari pemicu migrain, seperti kurang istirahat, stres, serta konsumsi makanan dan minuman tertentu.

3. Panas dalam akibat kondisi cuaca yang panas dan diperparah dengan asupan makanan yang kurang tepat, seperti gorengan atau makanan pedas.

4. Demam tinggi akibat paparan sinar matahari, sehingga menyebabkan suhu tubuh meningkat. Apabila tidak mendapatkan penanganan, akan berbahaya dan merusak otak serta organ-organ vital di dalam tubuh.

Dianjurkan agar masyarakat lebih waspada dan melakukan persiapan dalam menghadapi cuaca panas. Kurangi aktivitas di kuar ruangan dan segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala penyakit akibat cuaca panas. Hal ini agar bisa segera mendapatkan penanganan secara cepat dan tepat.

Sumber: Kementerian Kesehatan-1  Kementerian Kesehatan-2 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement