Senin 18 Dec 2023 15:58 WIB

Rupiah Melemah Dipengaruhi Sentimen Suku Bunga Acuan AS

Rupiah melemah sebesar 17 poin atau 0,11 persen menjadi Rp 15.510 per dolar AS.

Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah di akhir perdagangan Senin (18/12/2023) melemah dipengaruhi sentimen arah kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).

"Dolar AS menguat terhadap mata uang utama, termasuk euro, poundsterling dan yen Jepang, didorong pernyataan dari para pejabat The Fed," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede.

Baca Juga

Beberapa pejabat Fed mengisyaratkan bahwa Bank Sentral AS atau The Fed belum mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih awal pada 2024. Presiden Fed New York, John Williams, menyatakan masih terlalu dini untuk memikirkan kebijakan penurunan suku bunga, terutama karena para pejabat masih mempertimbangkan apakah suku bunga saat ini cukup untuk mendorong inflasi menuju 2 persen.

Sementara itu, Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, berpendapat bahwa ia hanya memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada 2024 yang akan terjadi mulai paruh kedua di 2024.

Selain itu, Josua mengatakan data Purchasing Managers' Index (PMI) Jasa AS secara mengejutkan naik menjadi 51,3 dari 50,8, sehingga mendukung penguatan indeks dolar AS sebesar 0,58 persen menjadi 102,55.

Di sisi lain, rupiah cenderung melemah setelah data neraca perdagangan Indonesia yang mencatat surplus lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Surplus neraca perdagangan turun menjadi 2,41 miliar dolar AS pada November 2023 dari 3,47 miliar dolar AS pada Oktober 2023 seiring dengan meningkatnya impor minyak karena kuatnya permintaan dalam negeri.

Pada penutupan perdagangan Senin, rupiah melemah sebesar 17 poin atau 0,11 persen menjadi Rp 15.510 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.493 per dolar AS.

Sementara Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin tergelincir ke level Rp 15.516 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 15.503 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement