REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencegah lebih baik daripada mengobati tampaknya menjadi pepatah yang dapat menyampaikan nilai yang terkandung dalam produk asuransi. Sebab, asuransi menjadi salah satu pilihan bagi individu untuk mengantisipasi berbagai risiko di masa depan.
Memang, asuransi tidak serta-merta dapat menghentikan potensi terjadinya risiko di masa depan. Kendati demikian, asuransi dapat mengurangi dampak kerugian finansial yang timbul dari risiko yang terjadi. Dengan kata lain, mendapatkan asuransi memungkinkan seseorang untuk menjaga segala perencanaan keuangan tetap berjalan semestinya meskipun risiko terjadi, seperti terkena penyakit atau kecelakaan.
Membeli produk asuransi juga dapat dikaitkan dengan pepatah lainnya seperti “sedia payung sebelum hujan”. Tanpa proteksi asuransi, risiko yang mengintai berpotensi untuk mengganggu perencanaan keuangan seseorang di masa depan.
Tak mengherankan, sering kali produk asuransi disarankan untuk dimiliki dari usia sedini mungkin. Pembelian asuransi dipandang sebagai salah satu langkah penting dalam upaya mewujudkan perencanaan finansial yang sehat bagi masa depan, sebab premi yang lebih terjangkau ditetapkan kepada nasabah dengan usia muda karena risiko penyakitnya lebih rendah.
Sebaliknya, penundaan atau bahkan pengabaian atas kepemilikan asuransi justru dapat menyebabkan kondisi finansial rentan terhadap risiko kerugian yang sebenarnya dapat diminimalkan. Alasannya, nasabah dengan usia lebih tinggi umumnya memiliki risiko kesehatan yang juga lebih tinggi. Oleh karena itu, sangat dianjurkan membeli asuransi di usia produktif atau muda agar premi yang dikenakan relatif lebih rendah.
Berikut ini sejumlah risiko finansial yang bisa dihadapi seseorang tanpa proteksi asuransi:
1. Tata kelola keuangan yang tak sehat
Setiap orang patut menyadari bahwa perencanaan keuangan bagi masa depan tak hanya berfokus pada tabungan dan investasi saat usia muda tanpa menyisihkan sebagian uangnya untuk membeli asuransi. Guna menjaga keungan tetap stabil, ada baiknya memiliki asuransi. Dengan begitu, asuransi menjadi pelengkap dalam sebuah rencana keuangan yang sehat.
Tanpa asuransi, tabungan dan keuntungan investasi dapat seketika terpakai untuk membayar biaya rumah sakit dan pengobatan akibat risiko kesehatan atau kecelakaan yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Pada akhirnya, perencanaan keuangan menjadi berantakan sehingga mengganggu seseorang dalam mewujudkan impian, misalnya untuk memiliki rumah, membangun usaha sendiri, liburan ke luar negeri, atau mungkin berumah tangga.
Asuransi akan menjaga segala perencanaan keuangan seseorang agar dapat tetap berjalan. Contohnya asuransi kesehatan akan membiayai pengobatan dan perawatan sesuai dengan syarat dan ketentuan pada Polis bila terjadi risiko seperti penyakit atau kecelakaan yang membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Dengan begitu, nasabah asuransi bisa mendapatkan perawatan optimal ketika sakit tanpa perlu menguras tabungan dan hasil investasi.
2. Terjerat utang
Tanpa persiapan finansial yang matang, seseorang misalnya terpaksa harus mengajukan pinjaman atau meminjam uang dengan nominal yang besar untuk membayar biaya pengobatan dan perawatan saat sakit atau saat terjadi risiko lainnya. Konsekuensinya, apabila tidak sanggup untuk membayar kembali, seseorang bisa saja terjerat utang dan menemukan kesulitan saat melunasi pinjamannya.
Kontras dengan kondisi tersebut, apabila risiko terjadi pada saat telah menjadi Nasabah asuransi. Maka tidak harus pusing untuk membayar dampak finansial dari risiko contohnya kesehatan, sebab asuransi menerima pengalihan risiko dari Nasabahnya yang dapat mengganggu perencanaan finansial bagi masa depan sesuai dengan ketentuan Polis.
Asuransi sangat berguna dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang membutuhkan dana besar, seperti sakit yang memerlukan perawatan medis, atau kecelakaan yang menghilangkan kemampuan dalam mencari nafkah, hingga kematian yang menghentikan sumber penghasilan bagi keluarga yang ditinggalkan. Dengan mengalihkan risiko kepada perusahaan asuransi, potensi risiko terhadap Nasabah akan lebih kecil.
Tanpa asuransi, sejumlah risiko tersebut bisa menggerus dana darurat, berupa tabungan atau investasi jangka panjang seseorang. Alhasil, langkah tersebut akan mengganggu rencana keuangan seseorang.
3. Masa tua kurang terjamin
Salah satu tujuan dari perencanaan keuangan yang sehat adalah memungkinkan seseorang memasuki masa pensiun atau usia senja dengan ketahanan finansial yang cukup. Pada saat memasuki usia pensiun, tidak dipungkiri bahwa pendapatan yang didapatkan dari pekerjaannya tentu berkurang dibandingkan pada saat usia produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu mempersiapkan dana hari tua sedini mungkin. Dengan begitu, pada saat memasuki usia pensiun atau purnabakti, yang umumnya berkisar antara usia 55-60 tahun, dapat merasa aman dan tenang.
Asuransi sebagai salah satu instrumen keuangan yang ditujukan untuk meminimalisir risiko finansial yang mungkin terjadi di masa depan. Asuransi sebagai solusi masalah keuangan pada masa tua dengan besaran preminya yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kemampuan masing–masing nasabah.
Dengan menimbang sejumlah risiko finansial di atas, orang yang tidak mempersiapkan masa depannya dengan baik, tentu akan menemui kesulitan pada saat risiko terjadi di masa depan. Maka, asuransi merupakan produk yang tepat untuk menjaga ketahanan finansial bagi individu maupun bagi keluarganya. Seperti pepatah “mencegah lebih baik daripada mengobati”, membeli produk asuransi sedini mungkin akan menjadi langkah antisipatif bagi individu untuk menyambut masa depan dengan lebih tenang.