Selasa 19 Dec 2023 06:39 WIB

Bantah Ubah Strategi, TPN Ganjar Tegaskan Lebih Paham Narasi Jokowi Dibanding Prabowo

Aria Bima sebut PDIP sudah 10 tahun bersama Jokowi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (18/12/2023).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (18/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang juga politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Aria Bima, mengatakan bahwa pihaknya sudah selama 10 tahun bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut membuat PDIP paham betul dengan visi dan misi dari Jokowi.

Berbeda dengan calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto yang baru bergabung dalam pemerintahan Jokowi pada 2019. Sehingga, Menteri Pertahanan (Menhan) itu dinilainya tak paham dengan visi pembangunan Jokowi.

Baca Juga

"Bahkan (PDIP) mulainya 2014 ke 2019, Pak Prabowo mulai baru sejak 2019 ke 2024, dan mungkin juga tidak mengerti betul tentang narasi besar pembangunan ekonomi Jokowi," ujar Aria Bima di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (18/12/2023).

Pihaknya juga membantah adanya perubahan strategi pemenangan Ganjar-Mahfud pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ia menjelaskan, sejak awal Ganjar memang ingin menghadirkan keberlanjutan dari pemerintahan Jokowi.

Jika terpilih pada Pilpres 2024, Ganjar-Mahfud juga akan memperbaiki, memperkuat, dan mempercepat program-program dari pemerintahan Jokowi. Salah satunya adalah meneruskan program kesejahteraan rakyat, seperti Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, bantuan sosial, hingga bantuan langsung tunai.

"Itulah Indonesia Maju dan itu akan dinarasikan, narasi besar, strategi besar ini dalam ideologi yang teknokratik, kemanusiaan yang lebih teknokratik, keadilan sosial yang teknokratik, dan demokrasi substansial yang lebih teknokratik," ujar Aria Bima.

"Seperti juga pondasi yang sudah dilaksanakan Pak Jokowi lima, 10 tahun ini," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR itu.

Sebelumnya, Direktur Juru Debat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko merespons pernyataan yang menyebut Prabowo tak seperti Jokowi karena kebijakan keduanya berbeda. Budiman menilai, Prabowo memang bukan Jokowi.

"Pak prabowo penerus Pak Jokowi, bukan penirunya," kata Budiman kepada wartawan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2023) malam WIB.

Mantan politikus PDIP itu lantas menyindir ada satu capres yang berupaya meniru Jokowi. Padahal, menurut dia, presiden selanjutnya seharusnya menjadi penerus, bukan peniru.

"Ada yang meniru Pak Jokowi, padahal seharusnya jadi penerusnya. Pak prabowo lebih memilih jadi menerus bukan peniru," kata sosok yang dipecat oleh PDIP karena lebih memilih mendukung Prabowo ketimbang Ganjar Pranowo tersebut.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement