REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan mengatakan, ekspor pasir laut Indonesia harus dihentikan. Hal itu demi keberlanjutan ekosistem laut dan menghentikan eksploitasi.
"Untuk keberlanjutan tata kelola kelautan adalah tindakan yang tegas atas aktivitas yang ilegal and regulated dan unreportir di laut kita. Dan menghentikan eksploitasi laut kita yang merusak termasuk ekspor pasir laut, kemudian kebijakan pungutan kuota, dan lain-lain," kata Anies saat menjadi pembicara di Food and Agricultural Summit III di IPB, Bogor, Jawa Barat, Senin (18/12/2023) malam.
Anies juga menyebutkan ihwal transportasi kelautan yang mesti dibangun secara lebih konektif. Sehingga, dapat menciptakan sistem yang terintegrasi.
"Keterhubungan antar-pulau pelabuhan integrasi dengan infrastruktur darat, kemudian kita harus meningkatkan konektivitas dan intensitas transportasi laut dan sistem logistik yang efisien dan terintegrasi," tutur dia.
Dalam kesempatan itu, Anies juga menyampaikan pengalamannya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 lalu. Jakarta disebut merupakan satu-satunya kota di dunia yang memiliki kepulauan paling banyak yakni mencapai 111 pulau hunian.
"Kami ingat ketika mulai ketimpangannya luar biasa dan Alhamdulillah sekarang di sana konektivitas terbangun," kata Anies.
Dia menuturkan, adanya konektivitas air bersih, bahkan air bersih di Kepulauan Seribu menggunakan teknologi drinkable water. Kemudian, konektivitas solar panel untuk listrik di puskesmas juga digalakkan.
Lalu pasukan Pasar Induk Kramat Jati dibangun pula di Kepulauan Seribu sehingga pulau-pulau di Kepulauan Seribu Kulaan, tidak perlu ke darat.
"Saya sampaikan bagaimana kita mengirimkan pesan kepada rakyat Indonesia yang berada di berbagai pulau kalau kepulauan di Ibu Kota saja tertinggal tidak bisa kita majukan," ujar dia.