Selasa 19 Dec 2023 12:09 WIB

AS Desak Israel Lebih Banyak Lindungi Warga Sipil di Gaza

Kritik AS terhadap pemerintahan Netanyahu semakin keras.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Truk bantuan kemanusiaan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom dari Israel menuju Jalur Gaza pada Senin, 18 Desember 2023.
Foto: AP Photo/Hatem Ali
Truk bantuan kemanusiaan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom dari Israel menuju Jalur Gaza pada Senin, 18 Desember 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Dalam konferensi pers di Tel Aviv, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengenai cara mengurangi kerugian terhadap warga sipil yang terjebak dalam medan pertempuran di Jalur Gaza. Mereka juga membahas transisi dari pertempuran skala besar menjadi konflik intensitas yang lebih kecil.

"Setiap operasi akan ada fasenya, kami akan terus mendesak perlindungan terhadap warga sipil selama konflik dan meningkatkan aliran bantuan kemanusian ke Gaza," kata Austin, Senin (18/12/2023). 

Saat ini, AS memberikan dukungan senjata dan diplomatik ke Israel. Tapi nada kritiknya terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pun terus semakin keras. Pekan lalu Presiden AS Joe Biden memperingatkan Israel dapat kehilangan dukungan internasional karena "serangan tanpa pandang bulu."

Namun, Austin menawarkan jaminan. "Dukungan Amerika pada keamanan Israel tak tergoyahkan. Israel tidak sendirian," katanya. 

Sementara itu, Gallant mengatakan, secara bertahap Israel akan beralih ke tahap berikut dalam operasinya di Gaza. Ia mengatakan kemungkinan besar para pengungsi akan dapat kembali terlebih dahulu ke bagian utara Gaza

Austin juga menyampaikan kembali seruan AS untuk solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina yang lebih luas. Ia mengatakan, warga Israel dan Palestina "layak mendapatkan cakrawala harapan". 

Pernyataan tersebut menyusul pertemuan dengan Netanyahu, akhir pekan lalu. Perdana Menteri Israel itu menyatakan ia bangga menolak solusi dua negara pada masa lalu. 

Perang telah membuat sebagian besar Gaza hancur berantakan. Makanan menjadi langka bagi 2,3 juta orang di wilayah tersebut, layanan dasar ambruk dan sebagian besar orang kehilangan tempat tinggal.

Dalam laporannya Senin kemarin, Human Rights Watch mengatakan, pasukan Israel sengaja memblokir pengiriman air, makanan dan bahan bakar, menghancurkan daerah pertanian dan merampas barang-barang yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Israel menanggapi laporan itu dengan menyebut HRW sebagai kelompok "antisemit dan anti-Israel" yang tidak memiliki hak moral untuk mengkritik setelah "bungkam" atas serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023.

Israel menyangkal, mengincar juga menargetkan warga sipil dan mengatakan Hamas harus disalahkan atas tingginya jumlah korban yang jatuh karena bersembunyi di daerah pemukiman. Juru bicara pemerintah Tal Heinrich juga mengatakan tidak ada pembatasan jumlah makanan dan air yang diizinkan masuk ke Gaza.

Di Deir al-Balah, Gaza tengah, petugas medis mengatakan 12 orang Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Sementara di Rafah, selatan, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah menewaskan sedikitnya empat orang.

Kementerian kesehatan Gaza mengatakan tembakan tank Israel menghantam gedung bersalin di dalam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, menewaskan seorang gadis berusia 13 tahun yang kehilangan kakinya dalam serangan sebelumnya.

Di militer Israel merilis nama-nama empat tentara lagi yang tewas dalam pertempuran di Gaza, sehingga jumlah korban tewas di Jalur Gaza menjadi 126 orang sejak invasi darat dimulai pada akhir Oktober.

Warga melaporkan, adanya baku tembak antara tentara Israel dan pejuang Hamas di berbagai tempat di Gaza yang sempit, dan para militan mengatakan mereka telah melancarkan serangkaian serangan. Klaim kedua belah pihak belum dapat diverifikasi secara mandiri.

Lonjakan kekerasan juga berlanjut di daerah pendudukan Tepi Barat. Kementerian kesehatan Palestina mengatakan empat warga Palestina terbunuh dalam sebuah serangan tentara Israel ke kamp pengungsi Faraa. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement