Selasa 19 Dec 2023 14:21 WIB

Penyelamatan Gempa di Cina Terhalang Cuaca Dingin

Getaran gempa terasa hingga 1.000 kilo meter jauhnya di provinsi Henan tengah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Dalam foto udara yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, tim penyelamat mencari sebuah bangunan yang runtuh di desa Caotan di Kabupaten Otonomi Minhe Hui dan Tu di Kota Haidong, Cina barat laut.
Foto: AP Photo/Zhang Hongxiang
Dalam foto udara yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, tim penyelamat mencari sebuah bangunan yang runtuh di desa Caotan di Kabupaten Otonomi Minhe Hui dan Tu di Kota Haidong, Cina barat laut.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kantor berita pemerintah Cina, Xinhua melaporkan upaya penyelamatan gempa 6,2 magnitudo di dataran tinggi Qinghai-Tibetan tertahan suhu udara dingin. Xinhua mengatakan upaya penyelamatan berusaha mencegah bencana kedua yang disebabkan faktor di luar gempa.

Pada Selasa bagi, suhu udara di Linxia, Gansu, dekat gempa terjadi, sekitar minus 14 derajat Celsius. Kantor berita itu mengutip pakar bencana yang mengatakan saat ini cuaca menjadi tantangan terbesar upaya penyelamatan.

Baca Juga

Sebelumnya dilaporkan gempa itu menewaskan sekitar 118 orang dan melukai ratusan lainnya. Xinhua mengatakan 72 jam setelah gempa merupakan rentang waktu penyintas masih dapat bertahan hidup. Rentang tersebut dapat lebih pendek karena cuaca dingin, karena korban yang terjebak di reruntuhan menghadapi resiko yang lebih besar.

Sejumlah infrastruktur air, listrik, transportasi dan lainnya rusak. Tapi, pemerintah provinsi dan Cina belum menyampaikan rincian lebih lanjut.

Stasiun televisi CCTV mengatakan listrik di daerah terdampak gempa mulai pulih. Setelah perusahaan listrik negara mengirim 18 tim perbaikan darurat. Sekitar 88 persen pasokan listrik di Jishishan sudah dipulihkan.

Rekaman media pemerintah menunjukkan petugas pemadam kebakaran menyisir reruntuhan bangunan. Foto-foto dari Xinhua menunjukkan, gubuk bata di sebuah desa yang berjarak sekitar 150 km dari pusat gempa ambruk, dan beberapa bagian dari bangunan berlantai dua yang hancur.

Getaran gempa terasa hingga 1.000 kilo meter jauhnya di provinsi Henan tengah. Media lokal membagikan video perabotan yang bergoyang di rumah-rumah penduduk.

Media lokal, Jimu melaporkan warga terbangun oleh gempa, mereka meninggalkan rumah dan pergi ke area terbuka untuk menyelamatkan diri. Media itu juga menunjukkan foto orang-orang yang berkerumun dengan selimut tebal di luar ruangan.

Video yang diunggah media yang didukung pemerintah, The Paper, menunjukkan para mahasiswa universitas di ibukota Gansu, Lanzhou, sekitar 180 kilo meter dari pusat gempa, berkumpul di luar asrama mereka setelah gempa.

Bendungan pembangkit listrik tenaga air yang berjarak 50 kilo meter dari pusat gempa tidak terpengaruh oleh gempa. CCTV melaporkan bendungan yang terletak di hulu Sungai Kuning itu beroperasi dengan normal.

CCTV melaporkan, analisis awal menunjukkan gempa tersebut merupakan gempa dengan tipe dorong, salah satu dari tiga gempa berkekuatan di atas 6 Skala Richter (SR) yang pernah terjadi dalam jarak 200 kilo meter dari pusat gempa sejak tahun 1900. Media pemerintah melaporkan setidaknya 32 gempa susulan dalam satu jam setelah gempa terjadi.

Para pejabat Gansu mengatakan, gempa kuat terakhir dengan kekuatan setidaknya 5,0 SR yang melanda dalam jarak 100 km dari pusat gempa terjadi pada tahun 2019.

Pusat Jaringan Gempa Cina (CERN) mencatat, sembilan gempa susulan berkekuatan 3,0 SR ke atas pada Selasa pagi, dua di antaranya berkekuatan 4,0 SR.

CERN menambahkan, terjadi gempa bumi lainnya dengan kekuatan 5,5 SR dan kedalam 10 kilometer di Kota Artux, wilayah Xinjiang yang terletak tiga ribu kilometer dari Jishishan, pada pukul 9:46 pagi waktu setempat. 

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement